22 Jun 2016

Tayangan Yang Baik Untuk Anak



Teman-teman tanya dong, apa acara televisi kesukaan kalian di masa kecil? Kalau saya suka sekali menonton Doraemon bahkan hingga sekarang. Tak ketinggalan mengoleksi komik Doraemon juga. Sebenarnya masih tersedia banyak acara lain yang memang layak untuk ditonton anak. Sebuah tayangan yang baik, tidak hanya sebagai sarana hiburan semata. Namun di dalamnya tetap mengandung pesan moral.

Jika diperhatikan, saat ini banyak acara televisi yang ditujukan bagi anak-anak namun kemasannya dewasa. Tak jarang tontonan tersebut mengandung kekerasan, pemakaian bahasa yang tidak sopan, bahkan ada pula yang menyelipkan suatu adegan yang mengarah pada seks. Sangat disayangkan hal tersebut bisa terjadi. Belum saatnya mereka disuguhkan dengan tayangan seperti itu.

Anak-anak itu seumpama spons, yang akan menyerap sebanyak mungkin air yang ada di sekitarnya. Tanpa memperhatikan apakah air tersebut bersih atau tidak. Begitu juga dengan anak-anak, mereka akan menyerap semua informasi tanpa memilah terlebih dahulu apakah informasi tersebut baik atau tidak untuk dirinya. Ya, karena mereka belum memiliki kemampuan untuk melakukannya. Tugas kita sebagai orang tua, kakek, nenek, tante, paman, bahkan guru menjadi perisai. Kita yang membantu mereka untuk memilah mana saja yang pantas untuk mereka konsumsi. Sehingga mereka terlindungi dari tayangan-tayangan yang tidak baik.

Bicara tentang tontonan anak, saya teringat dengan Eno. Keponakan saya itu, sangat suka menonton Upin dan Ipin, si duo kembar. Menurut saya ada beberapa hal yang membuat acara Upin dan Ipin menjadi tontonan yang layak bagi anak.

Apa saja?

Kemandirian
Beberapa kali saya menonton Upin dan Ipin bersama Eno, saya menyaksikan bagaimana duo tokoh kembar ini melakukan pekerjaan rumah seperti menyapu dan merapikan kamar. Penting sekali mengajarkan anak mengenai kemandirian. Kelak ini menjadi bekal mereka saat beranjak dewasa. Tidak mungkin selamanya anak hidup bersama orang tua yang selalu membantu untuk memenuhi semua keperluan hidupnya. Ada waktunya anak akan berpisah dengan orang tua. Merantau untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi lalu bekerja. Jika tidak dibekali kemandirian sejak dini, tentu mereka akan merasa kesulitan. Akibatnya menjadi tumbuh menjadi pribadi yang selalu tergantung pada orang lain.

Persahabatan
Acara ini sarat pesan persahabatan. Kedua tokoh, Upin dan Ipin selalu berlaku baik dengan teman-teman. Kalau terjadi pertengkaran kecil, mereka selesaikan dengan saling bermaafan. Tidak ada adegan yang menunjukkan permusuhan atau dendam pada teman. Ya, sifat permusuhan dan dendam sangatlah tidak baik. Kedua sifat buruk itu, mampu memecah belah. Anak-anak ini adalah calon-calon pemimpin di masa depan. Bagaimana mereka bisa menjadi pemimpin yang berkualitas jika hatinya dipenuhi permusuhan dan dendam?

Jiwa berwirausaha
Salah satu tokoh yang bernama Mail, senang sekali berjualan. Insting bisnisnya begitu tajam. Ada saja idenya untuk menghasilkan uang. Tak bisa dipungkiri saat ini, tingkat pengangguran sangat tinggi. Sedangkan jumlah lapangan kerja sangat terbatas. Orang berlomba-lomba untuk mengejar karir sebagai orang kantoran. Dilihat dari status sosial memang terkesan “wah”. Persaingan pun begitu ketat. Ketika berhasil menduduki salah satu kursi kosong di perusahaan tertentu atau instansi pemerintahan, tentu ada kebanggaan. Namun kalau tidak lolos, apa yang dilakukan? Tidak ada! Masih terus berharap pekerjaan datang menghampiri. Padahal jika sedikit saja mindsetnya dirubah, bisa saja pengangguran di negeri ini dikurangi. Seandainya pemudanya berlomba-lomba menciptakan lapangan pekerjaan, bisa dibayangkan berapa banyak lapangan kerja yang tersedia. Dan kabar baiknya, adanya penurunan angka pengangguran. Saat suatu negara kesejahteraan penduduknya terjaga, berdampak pada penurunan tingkat kejahatan. Kapan hal itu bisa terwujud?   

Hormat pada orang yang lebih tua
Banyak anak muda sekarang yang mulai pudar sikap hormat pada orang yang lebih tua. Mereka terkadang bicara seenaknya saja pada orang yang lebih tua seperti ayah, ibu, kakek, nenek bahkan dengan guru. Tak jarang menggunakan kata-kata kasar yang tidak sepantasnya diucapkan. Kemana hilangnya budaya ketimuran yang sarat sopan santun dan tata karma?  

Ketabahan
Sebelumnya saya tidak mengetahui kalau ayah dan ibu Upin dan Ipin telah meninggal dunia. ltulah sebabnya keduanya tinggal bersama kakak dan neneknya. Walau begitu keduanya selalu tampak ceria. Tak sedikit pun ditunjukkan kedua tokoh tersebut mengalami rasa sedih karena ditinggal orang tua untuk selamanya. Secara tidak langsung mengajarkan pada anak, sesulit apapun kehidupan ini, jangan berlarut-larut dalam kesedihan. Tetapi justru harus selalu tabah untuk menjalaninya. Agar kelak tumbuh menjadi pribadi tangguh.

Terlepas dari semua itu, apapun tayangan yang sedang ditonton, sebaiknya dampingi anak. Karena sangat bermanfaat. Tentunya semakin mendekatkan ikatan antara orang tua dan anak. Jangan terlalu sibuk dengan pekerjaan. Luangkan waktu berkumpul bersama anak. Anak juga mempunyai hak untuk bermain, bercanda, bercerita dengan ayah dan ibu. Dampingi mereka dalam masa tumbuh kembangnya. Jangan sampai orang tua terlalu sibuk bekerja, tak terasa anak sudah beranjak dewasa. Dan orang tua pun kehilangan momen-momen indah itu.

Nah, itu beberapa alasan kenapa tayangan Upin dan Ipin layak untuk ditonton. Mungkin ada diantara teman-teman yang ingin menambahkan? Silakan meninggalkan jejak di kolom komentar.


Salam,
Roma Pakpahan

2 komentar:

  1. aku juga masih suka dengan kartun doraemon sama upin upin..hehehhe,

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, mbak. Dari pada nonton sinetron2 yang isinya kebanyakan lebay mending nonton film kartun, terhibur ^_^

      Hapus

terima kasih untuk beringan hati memberikan komentar :)