26 Mar 2017

Rasa Cinta Tanah Air Bisa Ditunjukkan Dengan Cara Sederhana Ini, Kok!


“Kalo gak bisa, ya sudah, gak usah main sepeda”, kalimat yang diucapkan seorang ibu kepada anak perempuannya yang masih berusia 2 tahun (sebut saja, Anggun. Bukan nama sebenarnya ^^). Kalimat tersebut diucapkan dengan nada kesal karena Anggun memiliki keinginan tinggi untuk bermain sepeda, tetapi si gadis kecil itu masih kesulitan untuk mengayuh sepeda roda tiganya. Sedang si ibu tidak sabar untuk mengajarkannya. Tanpa disadari, kalimat sederhana ini, ternyata mampu memberi dampak negatif bagi perkembangan psikologis seorang anak di kemudian hari.


Pada usia 2-3 tahun, sesuai dengan tugas perkembangannya, seorang anak memasuki tahapan dimana ia memiliki kemauan kuat untuk mengeksplorasi lingkungan dan kemampuan dalam dirinya. Di sinilah orang tua memiliki peranan penting dalam mendorong anak dengan memberikan stimulasi yang tepat. Baik melalui tindakan maupun perkataan. Jangan sampai tindakan maupun kata-kata yang terucap justru “mematahkan” semangat anak untuk menggali kemampuannya. Hal ini akan terus tertanam dalam pola pikirnya bahwa ia tidak bisa, tidak mampu. Akhirnya anak tumbuh menjadi pribadi yang yang kurang percaya diri akan kemampuan yang dimilikinya. Bagaimana anak akan menghadapi kehidupan yang penuh persaingan ini jika ia sendiri tidak yakin dengan kemampuan yang dimilikinya.

Nah, bagi orang dewasa, tidak hanya ayah dan ibu, loh. Kakak, om, tante, kakek, nenek, semua anggota keluarga harus bisa bekerja sama menciptakan lingkungan yang nyaman dan aman bagi anak untuk bereskplorasi. Bantu mereka untuk menjadi pribadi-pribadi tangguh.

Fyi, Indonesia begitu membutuhkan generasi muda tangguh. Pemuda yang tidak rapuh. Kalau rapuh, itu mah hati aku yang kehilangan kamu. Jiaaah. Jika memang ngakunya mencintai bangsa ini, tidak harus muluk-muluk masuk dalam jajaran orang-orang hebat di negeri ini. Udah tua, cuy ^^ Pastinya bakal kalah bersaing dengan orang-orang muda di luar sana. Ciyeeeh yang udah tua, ciyeeeh. Ahaaay! Etapi saya belum termasuk loh, ya. Masih bakal calon orang tua. Hei, para pria single, adakah yang mau berkolaborasi dengan saya??? *kedip-kedip mata*

Sebagai orang tua, cukup melakukan hal sederhana ini untuk menunjukkan kecintaan dan bakti kepada tanah air ini. Cetaklah generasi muda hebat yang kelak akan memimpin bangsa Indonesia tercinta ini. Generasi muda yang akan mengawal negeri ini bersaing di kancah internasional. Generasi muda yang mampu mempertahankan kemerdekaan negeri ini. Generasi muda yang dapat diandalkan untuk menjaga kedaulatan bangsa ini.

Benar. Masa depan bangsa Indonesia sangat ditentukan dengan pemuda-pemudi berkualitas. Siapkah para orang tua untuk menyiapkan calon-calon berkualitas yang kelak akan memimpin bangsa ini?

Tak perlu dijawab, mari direnungkan! Dan mulailah menjadi orang tua yang bijaksana.

Tulisan ini saya tulis sebagai bentuk keprihatinan saya terhadap anak-anak Indonesia yang akhir-akhir ini sering mengalami ketidakadilan. Hak bermain mereka disunat. Orang tua yang terlalu banyak menuntut. Anak sering dijadikan sebagai “tempat” pelampiasan amarah, “objek” seksual. Dan masih banyak lagi kejadian-kejadian di luar sana yang tidak berpihak pada anak, generasi masa depan bangsa.

Mari kita bersama mengembalikan senyum anak Indonesia!



Salam,
~RP~ 

sumber gambar 1 (http://medan.tribunnews.com/)
sumber gambar 2 (http://m.timesindonesia.co.id/)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

terima kasih untuk beringan hati memberikan komentar :)