29 Agu 2016

Mari Populerkan Kembali Lagu Anak!



Hati-hati dengan hatiku,
Karena hatiku mudah layu
Sepenggal lirik lagu berjudul Cinta Gila dari band Dewa 19 yang dinyanyikan Enol dengan gaya seorang rocker sontak membuat saya syok. “Aduh, dari mana keponakan saya nan imut ini dengar lagu tersebut?” batin saya. Usut punya usut Enol, mendengarnya dari tayangan sinetron di salah satu stasiun televisi swasta.

Suatu ketika Enol sedang asyik bermain skuter dan tidak sengaja menabrak kaki saya. Secara spontan saya mengatakan “Hati-hati, Enol. Kan, sakit.” Dan Enol pun langsung menyanyikan penggalan lagu Sakitnya Tuh Di Sini dari Cita Citata. Saya hanya bisa geleng-geleng kepala.


Dan pernah suatu kali Enol menyanyikan lagu yang liriknya, ku hamil duluan, sudah tiga bulan. Astaga! Saya benar-benar kaget. Ternyata Enol mendengarkan lagu-lagu dewasa tersebut dari para pekerja yang sehari-hari membantu usaha keluarga dari pihak ayah Enol. 

Dari lagu berlirik dewasa, maka anak akan matang karbitan. Misalnya ketika anak mendengarkan lagu-lagu cinta-cintaan, anak akan menganggap hal itu sah-sah saja bagi anak seusianya. Makanya tak jarang saat ini kita mendengar anak-anak usia SD sudah mulai berpacaran. Dan mereka menganggapnya sebagai hal yang wajar. Kita sebagai orang dewasa yang merasa geram.

Belum lagi, banyak lirik lagu dewasa yang bernuansa suram, putus asa, galau dan emosi negatif lainnya. Bertolak belakang dengan dunia anak yang penuh keceriaan. Dan tak jarang menjurus ke hal-hal berbau seks. Menurut saya, kata-kata seperti itu belum layak untuk diperdengarkan anak di bawah usia 13 tahun. Tidak rela rasanya jika Enol dan anak-anak Indonesia lainnya “terkontaminasi” lagu dewasa.

Sedikit bernostalgia. Saat saya kecil dulu, saya merasa beruntung bisa menikmati lagu anak-anak. Selain menawarkan keceriaan, terdapat pula begitu banyak pesan dalam setiap lagu, diantaranya keindahan alam, rasa syukur kepada Sang Pencipta, hubungan antara ibu dan anak, persahabatan, cita-cita, belajar berhitung, dan masih banyak tema lain yang sesuai dengan usia anak. Dari sekian banyak lagu anak yang ada, saya paling suka dengan Desaku yang Kucinta karya L. Manik. Hampir di setiap kesempatan bernyanyi di depan kelas, saya selalu menyanyikan lagu itu. Liriknya sederhana dan nadanya juga tidak sulit untuk diingat. Cocok untuk saya yang waktu kecil, sedikit sulit untuk menghapal lirik dan irama lagu. ^_^

Tetapi saat ini, anak-anak Indonesia mulai kesulitan untuk mendengar lagu-lagu anak. Justru akses untuk lagu-lagu dewasa terbuka lebar. Di mana saja, mereka bisa mendengarnya. Bahkan tayangan acara idola cilik, tak jarang para pesertanya menyanyikan lagu-lagu dewasa. Sangat disayangkan.

Usia anak-anak, adalah masa seseorang memiliki kemampuan menyerap banyak informasi, baik melalui apa yang didengar, dilihat, dan dirasakan. Kita sebagai orang tua, kakek, nenek, paman, tante, kakak, guru maupun pengasuh, seharusnya memberikan informasi yang memang semestinya diberikan untuk anak seusia mereka. Sudah menjadi tugas kita untuk memilah-milah hal-hal apa saja yang baik untuk membantu tumbuh kembangnya.

Apa saja yang bisa kita lakukan untuk agar anak-anak tetap bisa mendengarkan lagu-lagu yang sesuai dengan usianya?

Setelah kejadian-kejadian yang kurang menyenangkan seputar lagu-lagu yang dinyanyikan Enol. Saya mulai mengumpulkan lagu anak-anak dengan mengunduh dari portal memang yang khusus menyediakan lagu-lagu anak secara gratis. Ya, karena saya di sekitar tempat tinggal saya, sulit untuk mendapatkan VCD lagu anak. Lagu-lagu tersebut, saya simpan di laptop, ponsel dan VCD. Jadi ketika Enol sedang menginap di rumah, kami bisa menyuguhkan lagu-lagu itu. Lagu favoritnya Naik Kereta Api. Enol menyanyikannya dengan penuh keceriaan. Khas anak-anak. So, tidak ada lagu bernuansa galau atau cinta-cintaan lagi, deh. Yeaaay!

Saat acara ulang tahun anak, perdengarkan lagu-lagu anak begitu juga musik pengiring untuk games. Saya pernah menghadiri acara ulang tahun salah seorang murid, eh, anak-anak yang hadir di sana diminta untuk menari balon dengan diiringi lagu Goyang Dumang. Alaaamak ngga banget!  

Mari populerkan kembali lagu-lagu anak demi masa depan anak Indonesia yang lebih baik. Jangan malu atau ragu untuk ikut bernyanyi bersama anak atau keponakan. Lagu bisa membantu kita untuk menanamkan nilai-nilai positif sejak dini kepada anak. Musik bersifat universal sehingga lebih mudah diterima oleh semua usia terutama anak-anak. 



Salam Ceria,
~RP~     

6 komentar:

  1. Banyak ponakan saya juga lebih hafal lagu dewasa dibanding lagu seusianya. Bangga? Nggak sama sekali kalau saya. Justru miris.

    http://chemistrahmah.com

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bener, mbak. Anak-anak sekarang itu jadi dewasa sebelum waktunya. Mereka terkontaminasi informasi2 yang belum sesuai dengan usianya, terutama dari lagu2 berlirik dewasa.

      Hapus
  2. Oh ya ampuuun, anak-anak mudah sekali menirukan ya,

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, mbak. Jadi harus kita yang ekstra hati-hati dalam memilah-milah apa yang baik untuk mereka.

      Hapus
  3. Anak memang peniru ulung. Jadi memang harus lihat dan dengar yang baik-baik.

    BalasHapus
  4. Aah.. orang tua sekarang PR nya banyak... masalah lagu aja panjang urusannnya, hehe.. harus kreatif dan selektif :)

    BalasHapus

terima kasih untuk beringan hati memberikan komentar :)