29 Agu 2016

Gemar Membaca Menciptakan Generasi Muda yang Kokoh dan Mandiri, Benarkah Begitu?


Ada pepatah mengatakan bahwa “buku adalah jendela dunia”. Ya, melalui buku kita bisa mengetahui banyak hal baru yang mungkin tak pernah dibayangkan sebelumnya. Bahkan kita bisa mengelilingi dunia ini hanya dengan membaca. Luar biasa, ya! Tokoh-tokoh terkemuka yang ada di muka bumi ini, bisa menjadi orang-orang hebat karena kecintaan mereka pada buku. Mereka memiliki minat baca yang tinggi.

Begitu juga dengan para pendiri bangsa ini. Bung Karno dan Bung Hatta, Sang Proklamator Kemerdekaan Republik Indonesia. Kedua tokoh itu merupakan contoh dari sekian banyak  pejuang yang dikenal sebagai kutu buku. Dengan memiliki banyak koleksi buku, membantu mengubah pola pikir mereka. Sehingga keduanya begitu peka terhadap penderitaan yang dialami rakyat akibat penindasan penjajah Belanda. Berkat gemar membaca Bung Karno dan Bung Hatta memiliki banyak pengetahuan dan informasi yang berguna untuk menyusun kemerdekaan Indonesia kelak.   

Dan kini, Indonesia sudah merdeka selama 71 tahun. Merupakan suatu anugerah, kita dilahirkan di era kemerdekaan. Sehingga bisa menghirup udara kebebasan. Kita tak lagi dihantui perasaan takut. Tak perlu lagi mengangkat bambu runcing untuk membela tanah air ini. Apakah kita akan “duduk santai” saja menikmati kemerdekaan ini?  Tentu tidak! Lalu apa yang bisa kita lakukan sebagai generasi muda penerus bangsa untuk memperkokoh kemerdekaan yang telah diperjuangkan para pahlawan? Pertanyaan ini sebaiknya dijawab dengan tindakan nyata. Bukan hanya sekedar ucapan, “aku cinta Indonesia”, namun kita tetap saja berdiam tanpa ada kemauan untuk melakukan sesuatu bagi masa depan bangsa ini.


Masa depan bangsa ini ada di pundak generasi muda. Sudah menjadi tugas para pemuda pemudi Indonesia untuk untuk mempertahankan kedaulatan bangsa ini. Namun bagaimana amanat penting itu bisa dijalankan jika para pemuda pemudi Indonesia tumbuh sebagai  pribadi rapuh dan tidak percaya diri.     

Indikator kualitas kehidupan suatu bangsa, yaitu daya baca masyarakatnya. Rendahnya minat baca, membuat masyarakat tidak bisa mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, yang berdampak pada ketertinggalan suatu bangsa. Nah, mari kita ciptakan pribadi kokoh tak tertandingi dan mandiri dengan membaca buku, jendela dunia. Sehingga kita siap untuk mengemban tugas mengawal bangsa ini menuju kehidupan yang lebih sejahtera dan mampu menunjukkan prestasi di kancah dunia.


Bagaimana menumbuhkan minat baca? Bisa dimulai sejak dini di dalam lingkungan terkecil, yaitu keluarga. Orang tua gemar membaca, secara tak langsung akan menularkan kebiasaan baik tersebut. Ya, orang tua merupakan panutan bagi seorang anak. Kebiasaan membacakan cerita ternyata begitu bermanfaat, tidak hanya untuk menumbuhkan kecintaan pada buku. Kegiatan itu dapat mempererat interaksi dan komunikasi antara orang tua dan anak. Interaksi dan komunikasi yang baik antara orang tua dan anak, merupakan pondasi untuk membangun keluarga kokoh. Dengan demikian anak akan tumbuh menjadi lebih bahagia, kreatif dan cerdas. Tunas yang baik akan menghasilkan pohon yang baik pula. Indonesia membutuhkan generasi muda yang berkualitas.
 
Buku ibarat sebuah peti harta karun yang berisi banyak hal-hal menarik dan seru di dalamnya. Dengan membaca, wawasan seseorang menjadi luas dan kecerdasannya semakin terasah. Mau jadi generasi muda yang kokoh dan mandiri? Yuk, kita jadikan gemar membaca sebagai gaya hidup dan kebutuhan. Keren itu kalau gemar baca buku.



Ini pesanku untukmu, anak muda Indonesia. Padamu kupercayakan tanah air tercinta ini


“TULISAN INI DIDEDIKASIKAN UNTUK MEMPERKOKOH KEMERDEKAAN INDONESIA BERSAMA SEMEN GRESIK.”




 Salam Kemerdekaan,
~RP~

2 komentar:

terima kasih untuk beringan hati memberikan komentar :)