31 Jul 2016

Takut Obesitas? Bergeraklah!



Zaman semakin berkembang. Gaya hidup pun ikut mengalami perubahan. Dulu, ketika teknologi belum secanggih saat ini, manusia dituntut untuk lebih banyak bergerak. Pekerjaan umumnya masih dilakukan secara manual. Kini, semua serba cepat, mudah dan instan. Manusia dimanjakan teknologi. Teknologi yang tadinya diciptakan untuk membantu pekerjaan manusia, tanpa disadari justru membawa dampak buruk bagi kesehatan! Manusia menjadi terbiasa kurang dalam melakukan aktivitas fisik. Kebiasaan itu menjadikan seseorang terjebak dalam Sedentary Lifestyle atau gaya hidup sedentary.

GAYA HIDUP SEDENTARY ADALAH…

Sedentary Lifestyle, gaya hidup dimana seseorang kurang dalam aktivitas fisik. Tak bisa dipungkiri, gaya hidup ini memang menyuguhkan kenyamanan dan rasa santai. Ada beberapa hal yang menjadi pemicu gaya hidup sedentary, beberapa diantaranya:

  1. Programmer merupakan salah satu pekerjaan yang mengharuskan seseorang untuk duduk di depan komputer dalam periode yang cukup panjang. 
  2. Acara televisi, game seru pada gadget, playstation merupakan beberapa daya tarik media elekronik yang telah mencuri banyak perhatian. Bahkan sebagian besar orang merasa nyaman untuk menghabiskan waktu luangnya dengan menonton televisi sembari ngemil.
  3. Kemudahan alat transportasi membuat seseorang menjadi enggan untuk berjalan kaki. Bahkan ada yang mengendarai motor ke warung atau mini market yang berjarak hanya beberapa meter saja dari rumah.
  4. Membaca, merupakan salah satu aktivitas yang membuat seseorang kurang aktif bergerak karena membutuhkan ketenangan.
  5. Bagi mereka yang tinggal maupun bekerja di gedung bertingkat, umumnya akan lebih memilih untuk menggunakan lift dari pada menaiki tangga. Meskipun HANYA berjarak satu lantai saja! Ya, karena saat ini semua dituntut serba cepat. Waktu sedetik terasa begitu berharga.
  6. Kesibukan yang menjadi alasan utama kebanyakan orang tidak berolahraga secara teratur. Sebagian besar waktunya dihabiskan untuk menyelesaikan pekerjaan di rumah maupun di kantor.
Apakah kita akan menyalahkan kemajuan teknologi? Tentu saja tidak! Kita yang harus mengubah kebiasaan tersebut. Ada beberapa tips yang dapat dilakukan agar kita tidak terjebak dalam gaya hidup sedentary, diantaranya:

  1. Jika dihadapkan pada pekerjaan yang mengharuskan kita untuk duduk berjam-jam di meja kerja, beri jeda duduk setiap 2-3 jam dengan melakukan senam ringan untuk peregangan otot-otot. Tak ada salahnya juga, sesekali membuat kopi atau teh sendiri. Tubuh kita bergerak dan bisa sedikit meringankan pekerjaan office boy di kantor.
  2. Kurangi waktu untuk menonton televisi atau menggunakan media elektronik lainnya. Batasi  tidak lebih dari 2 jam sehari. Gunakan waktu luang untuk melakukan hal-hal yang lebih menggunakan aktivitas fisik, misalnya berkebun.
  3. Ada baiknya sesekali berjalan kaki menuju warung atau mini market. Misalnya ketika barang yang ingin dibeli tidak terlalu banyak. Kalau pun harus menggunakan kendaraan, parkir motor atau mobil di tempat agak jauh sehingga lebih banyak kesempatan bagi kita untuk bergerak.
  4. Jika membaca sudah merupakan bagian yang tak terlepas dari keseharian kita, berhenti sejenak, sembari mengistirahatkan mata. Kita bisa berjalan-jalan di pekarangan rumah. Melihat dedaunan yang hijau, ternyata baik untuk membantu memulihkan kelelahan mata setelah berjam-jam membaca, lho.
  5. Usahakan bangun lebih pagi dari biasanya agar tidak kesiangan. Sehingga tidak terburu-buru dan masih punya banyak waktu untuk menggunakan tangga.
  6. Dalam sehari, tersedia waktu 24 jam. Cukup sediakan waktu minimal 30 menit sehari untuk berolah raga. Tidak diharuskan untuk melakukan aktivitas olah raga berat, olah raga ringan pun bisa menjadi pilihan, contoh lari, bersepeda, jalan santai.  
Semoga beberapa tips diatas bisa dipraktekkan ya, kawan. Ingat, lebih baik mencegah dari pada mengobati. Lakukan perubahan sedini mungkin, sebelum terlambat! Jangan pernah menunda sampai besok untuk memulai hidup sehat. Yuk, mulai hari ini juga, kawan!

OBESITAS ADALAH…

Tapi dibalik kenyamanan itu, mengintai berbagai penyakit yang menggangu kesehatan bahkan mengakibatkan kematian. Salah satunya, Obesitas (kelebihan berat badan) yang beresiko dialami seseorang yang kurang melakukan aktivitas fisik. Obesitas adalah suatu kondisi dimana seseorang mengalami kelebihan berat badan 20% di atas berat badan normal dibanding tinggi badan. Cara mengetahui apakah berat badan kita termasuk dalam kategori normal atau obesitas, yaitu dengan mengukur Indeks Massa Tubuh (IMT) atau Body Mass Index (BMI).

Indeks Massa Tubuh (IMT) merupakan perhitungan berat badan yang mengacu pada rasio berat badan dan tinggi seseorang. Dari hasil penghitungan tersebut akan diketahui seseorang termasuk pada kategori apa. Rumus yang dipakai untuk mengukur IMT yaitu berat badan dalam satuan kilogram (kg) dibagi dengan tinggi badan dalam satuan meter kuadrat (m2). Saya mempunyai berat badan 55 kg dan tinggi 1,65 m. Maka penghitungannya adalah sebagai berikut: 
 
55 kg/(1,65m)2 = 55 kg/2,72 = 20,20 kg/m2

Jika masih bingung, tak perlu khawatir. LightHOUSE menyediakan analisa penghitungan analisa berat badan.


Masuk dalam kategori manakah kamu?

Berdasarkan tabel IMT, berat badan saya termasuk dalam kategori normal. Tetapi bukan berarti saya bisa merasa tenang. Saya tetap harus berhati-hati agar tidak terjebak dalam obesitas.    

Obesitas bukan hanya masalah yang dialami masyarakat Indonesia. Pada tahun 2013, terjadi peningkatan jumlah penderita obesitas di dunia, mencapai 2,1 miliar orang. Itu artinya hampir 30% dari penduduk dunia mengalami obesitas dan kini telah menjadi masalah kesehatan publik yang lebih besar dibandingkan kelaparan. Menurut World Health Organization (WHO), bahwa setiap tahun, setidaknya 2,8 juta orang meninggal di seluruh dunia.
  

Tetapi jika kita sudah terlanjur “terikat” dengan gaya hidup sedentary dan mengalami obesitas. Apa yang harus dilakukan? Cukupkah dengan olah raga dengan melakukan olahraga yang hanya sesekali saja? Menurut dr. Sophia Hage, SpKO, seorang dokter spesialis olahraga, lebih penting untuk memiliki gaya hidup aktif, dibandingkan melakukan olah raga tetapi tidak rutin. Namun untuk melakukan perubahan gaya hidup dari sedentary tidak boleh sembarangan aktivitas fisik. Sebaiknya konsultasikan dengan dokter untuk memilih aktivitas fisik seperti apa yang bisa membantu dalam penurunan berat badan. Tidak semua aktivitas fisik atau olah raga cocok untuk penderita obesitas. Alih-alih ingin menurunkan berat badan, justru cedera yang didapat. Pilihlah olah raga yang cocok dan sesuai kebutuhan!

Dimana kita bisa mendapatkan informasi yang tepat?

Klinik lightHOUSE Indonesia telah dua belas tahun (2004) teruji dan terpercaya membantu masyarakat Indonesia mengatasi masalah penurunan berat badan (diet). LightHOUSE Indonesia merupakan pencetus klinik penurunan berat badan di Indonesia yang menawarkan progam komprehensif (penanganan secara menyeluruh). Tidak hanya membantu klien untuk mengatasi masalah berat badan dan mengontrol nafsu makan, tetapi juga kontrol diri untuk mencapai berat badan ideal. Sebelum mengenal lightHOUSE lebih dekat, kita tonton dulu video Journey to Permanent Weight Loss berikut ini!




Program komprehensif ini dilengkapi pengaturan pola makan yang mudah diikuti, terapi dan obat yang efektif serta simulasi yang kesemuanya itu dibawah pengawasan tim yang telah berpengalaman dibidangnya masing-masing. Tim tersebut terdiri dari ahli gizi, psikiater, dokter spesialis gizi, dokter spesialis olah raga, psikolog dan perawat yang selalu siap membantu selama program diet. Dengan begitu program diet akan terasa mudah dan menyenangkan, bukan sebagai beban, sebab klien tidak merasa sendirian menjalankannya.


Di negeri ini, ada banyak bermunculan klinik yang menawarkan berbagai macam program penurunan berat badan. Tetapi lightHOUSE Indonesia merupakan satu-satunya klinik penurunan berat badan yang memiliki psikolog. Hal ini dilakukan mengingat bahwa program penurunan berat badan tidaklah mudah. Psikolog bertugas membuatkan program penurunan berat badan khusus yang bersifat individual. Karena penanganan pada setiap orang tentu saja berbeda. Dengan adanya bimbingan dari sisi psikologi, diharapkan klien juga mampu mengatasi kesulitan-kesulitan yang dialami selama berlangsungnya program diet. Selain itu, membantu menanamkan pola pikir positif sehingga klien bisa menghargai tubuhnya dan menjalankan pola hidup sehat.

Paket Psikologi yang tersedia di klinik lightHOUSE.


Dokter Grace Judio-Kahl, MSc, MH, CHt, merupakan pendiri klinik lightHOUSE Indonesia. Beliau memberikan konseling dengan metode tersendiri sesuai dengan latar belakang ilmu Bariatrik yang dipelajarinya di Jerman. Menurut dr. Grace Judio-Kahl, MSc, MH, CHt, sebuah program penurunan berat badan harus disesuaikan dengan pola hidup kepribadian masing-masing klien. Pada saat konsultasi pertama, klien diminta untuk mengisi data dan menjawab beberapa pertanyaan. Dari jawaban yang didapat, secara sistem akan diketahui jenis tipe diet bagaimana yang sesuai dengan kepribadian klien tersebut.    

Sampai saat ini, lightHouse Indonesia telah menangani lebih dari 26.000 klien dan telah mengantongi sertifikat ISO 9001:2008. Klinik ini tersebar di  6 lokasi, Sudirman, Thamrin, Kelapa Gading, Kebayoran, Cilandak dan BSD City. Punya masalah dengan berat badan? Silakan kunjungi segera klinik lightHouse Indonesia terdekat, kawan.

Ini dia alasan kenapa klinik lightHOUSE merupakan pilihan tepat untuk program diet.

PROGRAM YANG DITAWARKAN lightHOUSE Indonesia

lightKIDS: Program ini ditujukan untuk anak-anak usia 7-12 tahun. Pelaksanaan program disesuaikan dengan kemampuan anak untuk menyerap informasi, sehingga perubahan perilaku anak menjadi lebih efektif.

lightTEEN: Program ini ditujukan untuk anak-anak usia 13-16 tahun dengan patokan IMT 27,5. Masa remaja adalah masa yang dimana citra diri menjadi hal yang begitu sensitif. Dalam program ini, remaja dibimbing untuk menjadi pribadi yang percaya diri dan mampu menghargai tubuhnya.

lightMOM: Program ini ditujukan bagi ibu hamil dengan usia kandungan 1-7 bulan dan menyusui (1-9 bulan). Umumnya wanita mengalami masalah berat badan selama kehamilan, pasca melahirkan dan saat menyusui. Melalui program ini, mereka dibantu secara menyeluruh, mulai dari pola makan, aktivitas fisik hingga pola hidup sehat.

lightWEIGHT: Program ini ditujukan bagi pria dan wanita dengan obesitas (IMT>27,5 kg/m2). Klien tidak saja dibimbing untuk mendapatkan pengetahuan mengenai pola makan sehat, aktivitas fisik yang sesuai dan juga motivasi saat menghadapi situasi-situasi sulit selama program berlangsung.

lightMEAL: Program ini bertujuan untuk membantu dalam menentukan pola makan sehat.

Meskipun biaya program penurunan berat badan yang dikeluarkan tidak bisa dibilang murah, tetapi memang hasilnya luar biasa. Setelah mengikuti program-program tersebut, terlihat hasilnya signifikan. Gimana, kawan? Ingin hidup lebih sehat? Ada baiknya untuk mencoba program andalan dari klinik lightHOUSE Indonesia. 

Salah satu testimoni dari klien yang pernah mengikuti program diet di lightHOUSE.

Buat yang tertarik untuk mengikuti salah satu program atau mau konsultasi, bisa langsung mengunjungi salah satu cabang yang terdekat dengan lokasi tempat tinggal ya, kawan.
  
Jangan jadikan sehat sebagai tujuan, karena sehat seharusnya dijadikan sebagai gaya hidup!
 

Salam Bugar,
~RP~





Sumber gambar dan informasi:
LightHOUSE Indonesia
Jl. Wolter Monginsidi No. 75 Kebayoran Baru, Jakarta
Telp: +62 81 288 11500
Email: info@lighthouse-indonesia.com

3 komentar:

  1. Mba... tulisan mba ini keren. Membuat aku jd pengen lsg dateng ke kliniknya. Aku pengen langsing lagi. Kayaknya dah overweight ini. Jlebb banget kalau sehat itu harus menjadi gaya hidup.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makasih mbak Indri :)
      Iya, kadang kalo udah sibuk dengan rutinitas, suka lupa dengan kesehatan. Pas sakit, baru deh nyadar kalo kesehatan itu sangat berharga.
      Ayo segera diubah gaya hidupnya, mbak.

      Hapus
  2. Mba... tulisan mba ini keren. Membuat aku jd pengen lsg dateng ke kliniknya. Aku pengen langsing lagi. Kayaknya dah overweight ini. Jlebb banget kalau sehat itu harus menjadi gaya hidup.

    BalasHapus

terima kasih untuk beringan hati memberikan komentar :)