13 Jun 2016

Terima Kasih Guruku





Hai!

Apa kabar?

Semoga selalu dalam keadaan sehat dan bahagia ^_^.

Lama tak bersua. Wah kelamaan nih kosong rumahnya. Bersih-bersih dulu, yuks. Berdebu dan dipenuhi sarang laba-laba. Uhuk … uhuk … uhuk … Debunya tebal banget.

Huft! Lega. Akhirnya selesai juga bersih-bersih. Saatnya untuk melatih jemari yang mulai kaku karena kelamaan ngga menyentuh tuts keyboard laptop.

 Masih ingat Eno, kan? Yups. He is my little nephew. Ya, keponakan laki-laki yang begitu menggemaskan. Pada tanggal 25 Mei yang lalu, saya menghadiri acara pelepasan siswa-siswi TK tempat Eno bersekolah. Ngga terasa, Eno akan masuk ke tingkat Sekolah Dasar. Keponakan saya sudah besar! Itu berarti saya juga sudah bertambah tua dong. Ups. Sepertinya baru saja beberapa waktu yang lalu, saya menyaksikan Eno belajar berjalan. Melihat Eno berhasil melangkahkan kedua kaki kecilnya. Masih saya ingat senyumnya saat itu. Sebuah senyum penuh kebanggaan karena ia berhasil menaklukkan salah tugas perkembangannya di usia balita. Belajar berjalan. Good job kids!

Ada rasa haru saat saya menyaksikan Eno dan teman-temannya menyanyikan beberapa lagu. Salah satu lagu yang membuat saya merinding saat mendengarnya, Terima kasih guruku. Tak sadar air mata menetes. Semakin haru saat Eno terpilih mewakili teman-teman sekelasnya untuk menerima Surat Tanda Kelulusan, yang diserahkan secara simbolis oleh Kepala Sekolah. Proud of you, Enol *big hug*. 

Saya jadi teringat kenangan beberapa tahun lalu, saat masih menjadi guru TK. Kenangan yang penuh suka duka. Apalagi jika di awal-awal tahun ajaran baru. Berhadapan dengan siswa yang super aktif. Belum bisa duduk tenang, senangnya jalan-jalan di kelas. Bahkan ada juga yang tiba-tiba lari keluar kelas untuk mencari mama. Gurunya ngga boleh ketinggalan. Harus lebih gesit. Hahahaha. ditambah, lagi ada siswa yang menangis karena belum merasa nyaman dengan suasana kelas dan teman-teman baru. Pokoknya harus ekstra sabar deh. Tapi seru juga, lho. Namun tetap saja ada air mata haru bercampur sedih saat harus melepas mereka ke jenjang yang lebih tinggi. Berat rasanya. Karena seiring berjalannya waktu, mulai terjalin kedekatan emosi antara para siswa dengan guru. So, ngga rela untuk berpisah. Aseeek.

Hebat memang profesi guru. Luar biasa. Kesannya memuji diri sendiri. Hehehe. Terima kasih untuk guru-guru yang telah demikian sabar membimbing saya. Mungkin tanpa ilmu pengetahuan dari para guru, sampai saat ini saya masih buta huruf. Sehingga saya belum seperti sekarang, bisa melihat dunia. Ya, walau masih sebatas lewat bacaan baik dari buku, majalah bahkan internet. Dulu, saya paling susah untuk diajarkan menulis apalagi membaca. Cepat bosan. Maunya main terus. Sekali lagi, terima kasih guruku, jasamu tiada tara ^^.


Yippee!!!
rOMa Pakpahan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

terima kasih untuk beringan hati memberikan komentar :)