29 Apr 2016

Belanja ke Pasar Tradisional



Setelah sekian lama saya tidak menemani ibu belanja ke pasar. Biasanya adik yang menjadi “ojek”. Tetapi pagi tadi ada pekerjaannya yang lebih urgent. Jadi saya diminta ibu untuk menjadi “ojek” menggantikan adik. Selesai saya mencuci piring, kami meluncur dengan mengendarai Fuleco, motor milik adik. Karena sesuatu dan lain hal, saya memutuskan tidak mengendarai Valentino. Penasaran dengan Valentino? Silakan baca di SINI. Kali ini, ada rasa canggung berkendara di pagi hari. Suasana jalanan masih ramai, maklum jam masuk sekolah dan kantor. Sudah hampir enam bulan saya tidak melakukannya. Kendaraan saling mendahului, tak beraturan. Seperti sedang berada di arena balapan liar. Beberapa kali kendaraan lain mendahului dengan kecepatan cukup tinggi. Membuat saya bertambah gugup. Sekitar 15 menit perjalanan, kami pun sampai di tujuan.

Saya memarkirkan Fuleco dan memastikannya aman. Saya dan ibu pun bergegas memasuki pasar Liwa. Sebuah pasar tradisional, yang buka hanya pada hari Selasa dan Jumat. Tidak seperti pasar tradisional yang umum di sekitar tempat tinggal saya. Pasar Liwa tampak bersih dan teratur. Sepanjang jalan telah dipasang paving block. Sehingga tidak becek. Kaki saya pun tetap bersih.

Penjual juga dikelompokkan berdasarkan jenis barang yang dijual. Ada penjual daging, ikan, sayur, beras, kelontong, rempah-rempah, pecah belah, makanan, pakaian, hingga mainan anak. Ini memudahkan pembeli untuk berbelanja.

Ada beberapa hal yang wajib diperhatikan saat berbelanja di pasar tradisional. Apa saja?

Bawa kantung belanja dari rumah. Mengurangi sampah plastik. Membantu pemerintah dalam mewujudkan Indonesia bebas sampah plastik tahun 2020. Juga sebagai salah satu bukti kalau kamu menyayangi bumi ini. Tahu kan kalau sampah plastik membutuhkan ratusan tahun agar bisa terurai. Waktu yang sangat lama.

Tulis daftar belanjaan. Penting sekali membuat daftar belanjaan sebelum berangkat ke pasar. Catatan tersebut membantu kamu untuk mengetahui apa saja yang harus dibeli. Jangan sampai ada yang lupa untuk dibeli. Saat mau masak, duh ada bahan yang kurang. Wah, jadi tidak maksimal deh hasil masakannya. Inga inga, buat catatan terlebih dahulu ya.   

Pakai alas kaki yang nyaman. Dilarang keras memakai high heel. Saya sarankan untuk memakai sandal atau bisa juga flat shoes. Jangan sampai kaki kamu lecet karena memakai alas kaki berhak tinggi. Apalagi ditambah dengan membawa belanjaan yang cukup berat. Belanja ke pasar tradisional bukan tipe one stop shopping. Kamu pasti harus berkeliling dari satu penjual ke penjual lain. Apalagi kaum perempuan dikenal hobi sekali menawar. Sebisa mungkin ngedapetin cabai yang paling murah dengan kualitas bagus. Rela deh keliling cari harga paling miring, terkadang hanya beda seribu doang *uhuk*. Tuh yang ngerasa jadi malu. Hahaha.

Berpenampilan sepantasnya. Ingat ini pasar tradisional. Kamu tidak perlu dandan super lengkap. Memakai perhiasan berlebihan, seperti toko perhiasan berjalan. Acara belanja jadi tidak nyaman. Karena kamu jadi pusat perhatian orang. Belum lagi ada perasaan khawatir. Takut jadi incaran si tangan usil, alias jambret. Jadi berpenampilan sepantasnya agar kamu bisa nyaman berbelanja.

Bawa tas kecil. Kaum perempuan identik dengan tas. Kemana pun pergi rasanya ada kurang jika tidak membawa tas. Oiya, sebaiknya gunakan tas berukuran kecil saja. Cukup untuk membawa dompet dan ponsel. Tidak perlu memakai tas yang terlalu mencolok, misalnya clutch atau kamu memakai kelly bag yang formal. Sayang kan kalau tasnya bau amis terkena ikan.

Setelah keranjang belanja ibu penuh. Ada ikan mas, kunyit, kencur, bawang merah, kemiri, cabai, sayur, beras. Kami mengakhiri acara belanja. Saya dapat pengalaman baru. Sebelum pulang, ibu mentraktir saya semangkuk mie goreng. Upah jadi tukang ojek. Hahahaha.


mie goreng ala pasar Liwa

Ayo belanja ke pasar tradisional. Kita ikut membantu memajukan perekonomian mass market.    


Yippee!!!
rOMa Pakpahan                      

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

terima kasih untuk beringan hati memberikan komentar :)