25 Mei 2018

Dialog Nasional 11: Wadah Untuk Mempertemukan Pemerintah Dan Masyarakat


Pesan Menristekdikti: Kampus harus mampu menjadi gerbang utama penangkalan radikalisme. Segera laporkan jika ada kegiatan dosen atau mahasiswa yang berbau radikalisme! Hal ini untuk mencegah sedini mungkin berkembangnya bibit-bibit radikalisme dalam lingkungan kampus.  

Pada tanggal 14 Mei 2018 lalu, saya bersama 5 orang teman blogger mendapat kesempatan untuk hadir dalam Dialog Nasional yang bertajuk Indonesia Maju. Acara bertempat di Convention Hall ‘Mahligai Agung’, kampus B Pascasarjana Universitas Bandar Lampung (UBL). Kabarnya, Dialog Nasional yang berlangsung di kota Bandar Lampung kali ini merupakan seri 11 yang sebelumnya telah diadakan di beberapa kota lain.  Ada 3 Menteri Kabinet Kerja yang menjadi narasumber, yaitu: Menteri Perhubungan Bapak Budi Karya Sumadi, Menteri Ristekdikti, Bapak Mohammad Nasir, dan Menteri Sosial, Bapak Idrus Marham. Sebagai moderator, Effendy Ghazali mampu memandu acara dengan menarik dan tidak terkesan kaku. Sesekali diselingi dengan lelucon yang berhasil memecah tawa seluruh peserta yang memadati ruangan. 

Apa yang tujuan yang ingin dicapai dari Dialog Nasional?

Kegiatan ini terselenggara berkat adanya kerja sama antara LPP Edukasi Yogyakarta dengan Kopertis Wilayah II. LPP Edukasi  berdiri pada tahun 2012 yang digagas oleh Dr. Wahyu Purwanto, MSIE. Pada dialog nasional yang telah memasuki seri 11, Dr. Dwi Soejipto memberikan sambutan mewakili LPP Edukasi.

Dialog Nasional diharapkan bisa menjadi wadah untuk mempertemukan pemerintah dan masyarakat.  Dengan diadakannya kegiataan ini, diharapkan agar masyarakat mendapatkan informasi tentang kinerja pemerintah dari sumber yang berkompeten dan terpercaya. Karena belakangan ini sering beredar di masyarakt luas berita-berita dari sumber yang tidak pasti kebenarannya (hoax). Selain itu, ada interaksi dua antara pemerintah dan masyarakat, terutama kalangan akademis. Dengan demikian, pemerintah bisa mendapatkan feedback dari masyarakat dalam mendukung kinerja pemerintah demi kemajuan Indonesia di masa yang akan datang.

  ***

Masa depan Indonesia ada di kampus. Wajah Indonesia ke depan ditentukan oleh kualitas para lulusannya.


Dalam pemaparannya, Menteri Ristekdikti, Bapak Mohammad Nasir menekankan agar masyarakat tidak lagi memiliki paradigma bahwa Perguruan Tinggi Negeri (PTN) lebih berkualitas. Perguruan Tinggi Swasta (PTS) saat ini telah difasilitasi oleh pemerintah sehingga tidak ada lagi dikotomi perguruan tinggi negeri dan perguruan tinggi swasta, tegas Menteri Ristekdikti, Bapak Mohammad Nasir. Hal tersebut dilakukan semata-mata ingin meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Sehingga kampus dapat menciptakan lulusan yang mampu bersaing di kelas dunia. Dengan demikian, Indonesia tidak lagi dipandang sebelah mata oleh negara-negara maju di luar sana.

Berbagai cara dilakukan pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan. Salah satunya dengan pemberian beasiswa pagi anak bangsa yang berprestasi. Pemerintah menyiapkan dana sebesar 1,9 triliun untuk penelitian bagi dosen yang tersebar di seluruh Indonesia. Dengan harapan, semakin meningkatnya kualitas dosen pengajar, tentu akan berpengaruh pada mutu pendidikan di perguruan tinggi.       

Saat ini ada 8 dosen yang berasal dari beberapa perguruan tinggi maupun swasta di Lampung sedang mengajukan guru besar, ungkap Koordinator Kopertis Wilayah II dalam pemaparan di depan seluruh peserta yang hadir.

  ***
Penangulangan kemiskinan di Indonesia adalah tugas bersama antara pihak pemerintah, swasta dan masyarakat.

Hal tersebut disampaikan Menteri Sosial, Bapak Idrus Marham dalam kesempatan Dialog Nasional 11 yang dihadiri oleh kurang lebih 7000 mahasiswa dan dosen dari 81 perguruan tinggi swasta di Lampung.


Menteri Sosial, Bapak Idrus Marham, menjelaskan bahwa Program Keluarga Harapan (PKH) adalah program yang paling efektif dalam mengurangi kemiskinan dan menurunkan angka kesenjangan sosial. Program ini telah dilaksanakan sejak tahun 2007 yang lalu. Ada 3 komponen yang menjadi sasaran utama program ini, komponen kesehatan, komponen pendidikan dan komponen kesjeahteraan sosial.

Masih ada anggapan masyarakat bahwa pendidikan bukanlah bagian yang penting. Dengan tidak mendapatkan pengetahuan yang cukup, bagaimana masyarakat bisa berkembang untuk mengubah kehidupannya menjadi baik.   

Untuk saat ini, masyarat bisa mendapatkan pendidikan secara gratis dari tingkat SD hingga SMA. Sedangkan untuk masuk perguruan tinggi, pemerintah dari tahun ke tahun meningkatkan alokasi dana beasiswa bagicalon mahasiswa. Tujuannya agar tidak ada lagi kesenjangan bidang dalam pendidikan. Sehingga tidak ada lagi anggapan bahwa pendidikan tinggi hanya diperuntukkan bagi kalangan keluarga mampu saja.

Semoga melalui peningkatan kualitas SDM, dapat menekan angka kemiskinan di Indonesia. Perlu diingat bahwa pendidikan berperan penting dalam memutus rantai kemiskinan. Berantas kemiskinan demi Indonesia Maju!

 ***
Konektivitas nasional merupakan aspek penting bagi Indonesia yang merupakan negara kepulauan. Dengan adanya keterhubungan antar wilayah di tanar air akan menurunkan biaya logistik, demikian penjelasan Menteri Perhubungan Bapak Budi Karya Sumadi.



Untuk mencapai tujuan tersebut, perlu adanya pembangunan sarana infrastruktur yang memadai. Seperti pembangunan dan perbaikan jalan yang akhir-akhir sedang dilaksanakan pemerintah.

Pemerintah melalui kementeriannya harus bisa bersinergi untuk mewujudkan Indonesia Maju! Karena semua aspek pembangunan ada saling keterkaitan antara yang lain.

Semoga kegiatan Dialog Nasional semacam ini tidak harus sekedar seremonial namun dapat memberi dampak lebih dan makin mendekatkan antara pemerintah dan masyarakat. Sehingga masyarakat tidak mudah terprovokasi oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab. 

Majulah Indonesia!




Sumber foto: UBL Production


Salam,
~RP~

7 komentar:

  1. Wah kemarin gak sempat ikutan acara dialog nasional ini. Tapi dg membaca tulisan ini rasa kecewa saya terobati.

    BalasHapus
  2. Anggapan masyarakat kita masih banyak yg menyatakan ttg pendidikan itu tidak penting. Anak2nya tidak didukung untuk sekolah walaupun keuangannya dikatakan mampu.
    Pemberian pengertian pada masyarakat ttg pentingnya pendidikan masih harus lebih dalam lagi.

    BalasHapus
  3. Sangat bermanfaat.
    Kampus memang seperti pabrik peradaban, produk2 yg hasilkan akan berpengaruh bagi kemajuan bangsa ini. Pemuda Indonesia harus berkarya untuk kemajuan itu. Lewat apapun yg nisa dilakukan sekarang. Sosial champaign anti hoax misalnya.

    Tentang animo masyarakat yg menganggap pendidikan tidak penting juga masih banyak di desa2. Yang penting belajar dimanapun berada. Tentang apapun.
    Tentang Radikalisme, dan permasalahan lainnya adalah masalah kita bersama. Jika blm bisa menumpas, minimal mengurangi atau tidk menjadi bagian dari perusak bangsa.

    BalasHapus
  4. Sayangnya ini hanya dihadiri oleh akademisi ya. Coba kalau Masyarakat luas bisa turut serta dan pembahasannya lebih fokus. Mungkin bisa memutus rantai2 hoax hingga ujaran kebencian yg selama ini kita temui di sosmed hingga di dunia nyata

    BalasHapus
  5. Pas pelaksanaan kegiatan dialog tiga mentri kemarin saya ikut mendampingi mahasiswa tapi tidak ketemu sama mba roma ya,, apa sayanya yang tidak faham. hehehe.

    BalasHapus
  6. Acaranya keren, perlu banget diadakan sering ya biar melek juga informasi. Nah, kalau yang hadir terbatas info jadi kalangan terbatas juga, untung ada blogger diundang jadi bisa disebarluaskan ya

    BalasHapus
  7. Pendidikan memang hal penting yang harus mendapat perhatian semua pihak. Kerjasama masyarakat, lembaga pendidikan dari usia dini sampai perguruan tinggi juga pemerintah akan menjadi benteng bagi majunya pengetahuan. Masyarakat maju, negara kuat.

    BalasHapus

terima kasih untuk beringan hati memberikan komentar :)