21 Mei 2017

Tuhan Tidak Pelupa!

KAPAN NIKAH???

Ini pertanyaan paling mengerikan dan paling sulit dijawab sedunia bagi saya pada saat ini. Iya, sedunia. Lebih mengerikan dan lebih sulit dari soal matematika, fisika, maupun kimia yang pernah saya hadapi ketika di bangku sekolah dulu. Tidak ada rumus jitu yang memberikan langkah-langkah tepat untuk menyelesaikan pertanyaan ini. Dan tak ada seorang pun di dunia ini yang bisa membantu saya untuk menemukan jawabannya. Karena jawabannya hanya ada pada Tuhan, Sang Pemilik Kehidupan!

Tuhan menyimpan kunci jawabannya dengan begitu rapi, sehingga saya tidak bisa "mencontek" meski sekedar untuk mendapatkan sedikit bocoran jawaban saja. Jawaban tersebut hanya akan diberikan di waktu yang tepat dan tidak mungkin terlambat. Saya yakin Tuhan tidaklah pelupa. Lalu kapan waktu tersebut datang? Hanya keyakinan dan kesabaran yang bisa membantu. 

Dulu semasa menimba ilmu, saya juga sering dihantui pertanyaan-pertanyaan yang tertera pada tiap-tiap lembar buku pelajaran. Tapi saya punya guru, dosen, teman-teman yang menjadi tempat saya meminta bantuan. Setelah lulus dari dunia pendidikan formal, ternyata tidak menjadikan saya otomatis lulus juga dari sebuah sekolah yang tidak ada tamatnya ini. Namanya sekolah kehidupan! Justru saya semakin sering menghadapi persoalan yang harus saya selesaikan sendiri sebagai seorang dewasa. Di halaman 33 buku kehidupan yang sedang saya jalani ini, saya diperhadapkan pada satu persoalan yang membuat saya tertekan hingga nyaris "gila".

KAPAN NIKAH???

Pertanyaan ini mungkin akan terasa lebih ringan jika ditanyakan saat saya berada di sepuluh lembar sebelumnya. Tepatnya halaman 23. Ketika itu saya baru saja menyandang gelar Sarjana Psikologi. Tentu dengan percaya diri, saya akan menjawab, kerja dulu dong!

Rejeki, jodoh, keturunan, dan umur adalah rahasia Ilahi. Sekaya, sehebat, atau sepintar apapun seorang manusia tidak akan pernah bisa ikut camput tangan menentukan keempat hal tersebut.

Lalu bagaimana dengan orang-orang super kepo di luar sana yang selalu pingin tahu urusan Tuhan. Iya, saya katakan urusan Tuhan. Ingat, rejeki, jodoh, keturunan, dan umur adalah mutlak kuasa Tuhan. Tuhan kok dikepoin >.<

Jadi ya, buat siapapun di luar sana yang selalu kepo bertanya KAPAN NIKAH??? kepada saya. Kalian itu salah alamat! Pertanyaan tersebut harusnya ditujukan kepada Tuhan. Bukannya justru kepada saya.

Pertanyaan dari pihak luar saja sudah terasa begitu membebani pikiran saya. Belum lagi ditambah tuntutan dari orang-orang terdekat. Rasanya pingin "menghilang" sejenak dari muka bumi ini. Dan ketika saya kembali, semua sudah kembali membaik.

Orang-orang terdekat yang harusnya menjadi penopang ketika saya nyaris terjatuh justru "ikut-ikutan" memberi tekanan. Lelah rasanya berjuang sendirian. Tidak punya tempat untuk berbagi "beban". Saya pingin ada seseorang yang bisa meminjamkan telinganya sekedar mendengarkan keluh kesah saya. Bukan. Bukan saya pingin mengeluh. Saya hanya manusia biasa yang perlu teman berbagi cerita. Tak hanya cerita suka tetapi cerita duka juga.

Hinakah saya dengan status single di usia kepala tiga ini? Asal kalian tahu, masih banyak kok perempuan-perempuan lain seperti saya. Tidak hanya saya satu-satunya di dunia ini yang masih melajang di usia 33 tahun. Kalian tidak berhak menghakimi saya. Oke, kalau kalian memang peduli, jauhkan segera pertanyaan mengerikan itu. Dan jangan pernah lagi mengeluarkan kata-kata, dasar perawan tua gak laku-laku. Tolong. Tolong bantu saya dalam doa. Agar saya senantiasa sabar menunggu waktu yang tepat dimana Tuhan memberikan jawaban atas pertanyaan yang selalu kalian lontarkan itu. Sampai akhirnya saya dipertemukan dengan calon pasangan untuk kemudian mengikat janji suci pernikahan. Itu saja. Cukup.

Menurut saya, pernikahan adalah sebuah hubungan sakral antara laki-laki dan perempuan. Dan hubungan tersebut dipertanggungjawabkan di hadapan Tuhan. Maaf, bukan seperti pakaian atau mainan yang ketika sudah bosan lalu dibuang. Kemudian beli lagi baju atau mainan yang baru.

Memang saya tidak punya target untuk menikah di usia tertentu. Tapi yang pasti saya tidak pernah menginginkan label single ini "melekat" terlalu lama dalam diri saya. Saya juga pingin seperti perempuan-perempuan pada umumnya. Di usia seperti saya ini, harusnya sudah bermain dengan anak. Bahkan tidak hanya satu, ada yang sudah punya tiga jagoan. Saya manusia normal yang juga mendambakan kehidupan bahagia bersama pasangan dan anak-anak.

Kalau masih ada juga yang bertanya KAPAN NIKAH??? kepada saya. Sekali lagi saya katakan, pertanyaan itu harusnya ditujukan kepada Tuhan. Bukannya kepada saya. Terima kasih atas pengertiannya ☺



Somewhere, 19 Mei 2017




Salam,

~RP~

3 komentar:

  1. He....he..he... aku dulu juga gitu mbak....belum genap 3 bulan menikah pertanyaannya ganti lagi..."Kapan punya anak ?" ha.. aha..ha....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya sih, mbak. Kalo dengerin omongan orang mah gak ada abisnya. Berusaha tuk sabar aja ngadepin orang2 yang hobinya nyinyir ^^

      Hapus
  2. mba psikologi juga?toss mba 😁
    wolesin aja mba klo aku ditanya kapan dlu pasti aku bilang y uda biayain yak nikahnya, cariin yak calonnya mereka yg nanya lgsg diem hahaaha

    BalasHapus

terima kasih untuk beringan hati memberikan komentar :)