19 Agu 2016

[REVIEW NOVEL] JUST ANOTHER BIRTHDAY



Kali ini saya mau mengajak untuk kamu menjelajah sebuah novel Amore karya Rina Suryakusuma, yang berjudul Just Another Birthday. Sebenarnya, sudah cukup lama saya membelinya, tetapi dulu belum terlintas dalam pikiran saya untuk mendokumentasikannya. Wong, dulu belum kenal apa itu blog.

Awalnya tertarik dengan buku ini karena cover bagian depannya yang keceeh. Sepotong cake bertopping cokelat yang begitu menggoda selera. Hihihi. Terus beralih ke bagian cover belakang, baca blurbnya saya semakin tergoda. Tanpa ragu, saya segera membawa novel ini ke kasir.


Daan… setelah membaca isi keseluruhan novel ini, saya merasa puas. Ceritanya sederhana dan sudah umum, tentang kehidupan seorang single mom. Tetapi cara penyampaiannya begitu menarik dan tidak mudah ditebak sehingga membuat saya penasaran untuk membacanya sampai selesai.


Saya serasa ikut masuk dalam cerita. Apalagi saat menceritakan adegan antara tokoh utama bersama putri kecilnya. Saya bisa membayangkan bagaimana tingkah lucu si gadis cilik berusia empat tahun itu dengan segala rasa keingintahuannya. Sangat menggemaskan!

Hayooo…! Kamu jadi penasaran untuk tahu lebih banyak tentang novel ini, kan? Kalau begitu kita mulai saja penjelahannya, ya…   

Judul buku           : Just Another Birthday
Penulis                        : Rina Suryakusuma
Penerbit                     : Gramedia Pustaka Utama
ISBN                               : 978-979-22-9948-9
Kategori                     : Fiksi - Amore

Mari menjelajah…

“Kerugian buat seorang pria, artinya kemenangan buat pria lain.” (Just Another Birthday, hal. 100)

Sarah, single mom dengan seorang anak perempuan cempluk berusia empat tahun. Penggila kopi. Pada usianya yang masih muda, ia belajar bahwa hidup itu tidak seindah dongeng. Ia harus menelan pil pahit kehidupan, melahirkan di usai yang masih muda, 20 tahun. Ya, menjadi seorang single mom.

Dulu, saat masih kecil, Sarah sering membayangkan pangeran tampan akan datang di atas kereta berkuda. Lalu mereka menikah dan hidup bahagia selamanya. Tapi semua itu hanya ada di buku dongeng yang dibacanya, bukan di kehidupan nyata. Tak ada yang namanya Prince Charming.

Awalnya kehidupan Sarah berjalan pada tempatnya, seperti kehidupan para gadis pada umumnya. Sejak peristiwa itu terjadi, semua berubah total! Namun tidak ada yang perlu disesalkan. Sudah terlanjur terjadi. Sarah sadar dengan tangis yang bagaimanapun hebatnya, kenyataan tak dapat diubah. Mama menentang keras saat Sarah mengutarakan keinginannya untuk melakukannya aborsi. Bahkan mama mengancam tidak akan mengakui Sarah sebagai anak lagi. Tidak sampai kapan pun! Karena menurut mama, aborsi adalah pembunuhan dan itu melanggar perintah Tuhan.

Dia sudah punya jiwa dan roh. (Just Another Birthday, hal. 41)


Dan saat itu, Sarah harus mengambil satu keputusan. Keputusan terbesar dalam hidupnya. Ia mengikuti perintah mama untuk tetap pertahankan janin yang ada dalam kandungannya.

Kini, Sarah bersyukur telah menuruti nasehat mama. Tuhan menghadiahi permata cantik, Cassie. Putri kecil itu selalu membuat harinya ceria. Dengan hadirnya Casssie, tak pernah lagi Sarah merasakan kesepian. Sarah yang manja telah menjelma menjadi wonder woman. Tapi dia bahagia dengan kehidupannya itu!

Positif Herpes Zoster. Dokter menyarankan agar Sarah cuti selama seminggu. Lembaran baru dalam buku kehidupan Sarah dimulai, Tuhan mempertemukannya dengan Jeremy, seorang pria simpatik. Ya, Sarah sempat mengalami fase denial, dia selalu berusaha menghindari apa pun yang berkaitan dengan hati. Sarah menghindari sakit hati, menghindari ketertarikan pada teman pria dan tidak ingin jatuh cinta lagi. Namun dengan adanya pria itu, Sarah bisa melihat lebih banyak keindahan sederhana. Impian masa kecilnya tentang seorang pangeran tampan seakan terjawab dengan kehadiran sosok Jeremy di kehidupannya.  

Tak hanya Sarah, Cassie pun terlihat begitu bahagia sejak kehadiran Jeremy. Cassie selalu bersemangat menghabiskan waktu bermain bersama Jeremy. Nonton DVD film princess berdua, mewarnai. Dalam hati gadis kecil itu, ia berharap Jeremy kelak menjadi papanya. Dan seakan pertemuan itu merupakan jawaban dari pertanyaan kritis anak berusia empat tahun ini, “Ma, di mana Papa?”

Sarah berpikir segalanya mungkin terjadi hingga ayah kandung dari putrinya kembali ke dalam kehidupan mereka berdua, Sarah dan Cassie. Perlahan kebahagiaan itu mulai memudar.

Dan ketika kebahagiaan itu nyaris berada dalam genggaman, justru Sarah dihadapkan pada satu batu ujian… dia harus siap kehilangan orang terpenting dalam hidupnya. Orang yang selalu mengesampingkan perasaan dan kebahagiaannya sendiri demi kebahagiaan Sarah. Kabar buruk itu tiba dan menghancurkan semua rencana indah Sarah.

Layakkah Sarah merasakan kebahagiaan? Layakkah Sarah dan Jeremy hidup bersama?

Kalimat favorit…


Ikuti saja kata hatimu. (Just Another Birthday, hal. 78)

 One heart in two bodies, that friendship is all about. (Just Another Birthday, hal. 103)

Buat seorang ibu, tidak ada yang lebih mengharukan daripada melihat anaknya bahagia. (Just Another Birthday, hal. 129)

 … itulah gunanya pasangan hidup. Dalam susah dan senang kalian akan bersama, berdua, selamanya. (Just Another Birthday, hal. 132)

 … berdoa, sebut nama Tuhan. DIA pasti akan bantu kamu menahankan rasa sakit ini. (Just Another Birthday, hal. 217)

 DIA akan beri semua indah pada waktunya. (Just Another Birthday, hal. 237)

Pesan…

Untuk menuliskan review ini, saya membaca ulang. Dan seperti saat pertama kali membaca, saya tetap bisa menikmati jalan cerita hingga selesai. Tetap penasaran. Dan merasa gemas dengan kelucuan dan kepolosan khas anak usia empat tahun yang ada dalam diri Cassie. Jadi terbayang dengan Enol, keponakan saya. Kritis dan suka bertanya segala hal, mulai dari pertanyaan sederhana sampai pertanyaan yang jawaban njelimet. Sukses membuat saya salah tingkah karena bingung untuk menjelaskannya. ^_^  

Ada perasaan ngiri dengan Sarah. Kok bisa? Karena Jeremy selalu bersikap sangat lembut dan penuh kasih sayang. Sarah merasa aman dan terlindungi saat di dekat Jeremy. Because he is a superman. Yup, sepertinya itu impian para wanita, termasuk saya ;)

Meskipun sebuah novel Amore, yang identik dengan cinta-cintaan. Novel ini, isinya tidak melulu membahas tentang kisah percintaan. Terselip juga pesan bagaimana kita seharusnya menjalani kehidupannya ini.

Novel ini mengingatkan bahwa dalam keadaan terpuruk sekalipun, kita tetap harus berpikir jernih. Tidak boleh gegabah. Jangan sampai mengambil keputusan salah yang mungkin akan kita sesali seumur hidup. Dengarkan pendapat orang lain!


Salam wonder woman,
~RP~    

2 komentar:

  1. Wah bukunya bagus sepertinya Kak. Jadi kepingin baca

    BalasHapus
    Balasan
    1. Novel ini bisa masuk wishlist book, mbak. Recommended banget, deh ^_^

      Hapus

terima kasih untuk beringan hati memberikan komentar :)