15 Jul 2016

Jangan Bingung Memilih SMA atau SMK




Saat jaman saya sekolah dulu, siswa Sekolah Kejuruan dianggap tidak keren, bloon, buangan, badung, tukang tawuran dan sederet anggapan negatif lainnya. Dan jeleknya, saya pun ikutan “terkontaminasi” dengan anggapan tersebut. Hal tersebut diperkuat dengan kabar miring yang kerap saya dengar tentang perkelahian yang terjadi di sebuah Sekolah Kejuruan. Kebetulan rumah saya berdekatan dengan sebuah STM. Memang sering terjadi perkelahian, terutama antar siswa sekolah itu sendiri. Kalau sudah saling serang, tidak salah-salah, segala jenis benda tajam bisa keluar. Ngeri!

Bisa jadi, itu salah satu alasan untuk tidak memasukkan Sekolah Kejuruan dalam deretan daftar nama sekolah yang saya inginkan. Saya pun mendaftar sebagai siswi SMA Xaverius Pahoman, sebuah sekolah swasta yang cukup terkenal di daerah tempat tinggal saya. Pada saat hari pengumuman, nama saya terpampang di papan pengumuman. Saya diterima! Ada perasaan bangga. Sukses bersaing ketat dengan ratusan pendaftar lainnya. Yeaaaay!

Kembali ke pembahasan mengenai Sekolah Kejuruan. Setelah saya masuk ke dunia kerja, saya baru menyadari bahwa anggapan negatif tentang Sekolah Kejuruan tidak sepenuhnya benar. Justru saya kagum dengan para lulusan Sekolah Kejuruan. Dunia kerja tidak saja menuntut karyawannya untuk menguasai teori saja, namun lebih kepada keterampilan. Ya, keterampilan ini yang tidak saya peroleh saat di sekolah dan kampus.

Sekolah Kejuruan berkomitmen mencetak calon-calon Sumber Daya Manusia yang dibekali keterampilan, kemampuan dan keahlian khusus pada bidang tertentu. Sehingga memiliki kesiapan saat terjun ke dunia kerja. Para lulusan Sekolah Kejuruan tidak lagi merasa canggung jika diperhadapkan langsung pada pekerjaan, karena mereka telah terbiasa melakukannya.

Dulu, saya hanya tahu kalau Sekolah Kejuruan hanya jurusan yang berhubungan mesin saja, STM. Saya salah! Padahal tidak hanya itu. Sekolah Kejuruan memiliki berbagai jenis program pendidikan, seperti Tata Busana, Tata Boga, Tata Rias, Perhotelan, Pertanian, Perikanan, Komputer dan masih banyak lagi. Dan tentunya saja para peserta didiknya telah dibekali dengan kemampuan yang sesuai dengan bidang masing-masing. Mereka siap menghadapi persaingan dalam dunia kerja.

Tak ada istilah mengganggur bagi para lulusan Sekolah Kejuruan. Intan, teman saya yang merupakan seorang lulusan Sekolah Kejuruan. Intan mengambil program Tata Busana. Bahkan saat masih bersekolah, ia telah menerima jahitan. Keren, kan? Sekolah yang biasanya hanya “menguras” uang, ini justru bisa sambil menghasilkan uang juga.

Begitu juga dengan Widya, teman saya yang juga lulusan Sekolah Kejuruan. Widya mengambil program Tata Boga. Tak kalah dengan Intan, sambil bersekolah ia tetap bisa menambahkan pundi-pundi rupiahnya. Widya menerima katering. Masakannya pun tidak hanya biasa-biasa saja. Tampilannya menarik dan rasanya enak!

Saya dipertemukan dengan keduanya saat bekerja sebagai Asisten Psikolog di sebuah Sekolah Luar Biasa bagian C, sekolah yang diperuntukkan bagi anak tuna rungu. Setiap hari Intan dan Widya dengan sabar berbagi keahlian masing-masing kepada anak-anak penyandang tuna rungu. Tujuannya agar kelak anak-anak tersebut memiliki keahlian sehingga mereka bisa hidup mandiri, tidak menjadi beban bagi orang lain. Kekurangan tidak menghalangi mereka untuk belajar.

Segala sesuatu yang telah terjadi di muka bumi ini, tidak ada satu pun yang bisa diulang kembali. Termasuk pendidikan. Jangan pernah salah dalam mengambil keputusan. SMA atau SMK? Semua tergantung dengan cita-cita masing-masing anak. Peran orang tua cukup mengarahkan anak. Bukan memaksakan. Karena apapun itu, jika dipaksakan, hasilnya tidak akan baik.

Sebelum mengambil keputusan, teliti terlebih dahulu kelebihan dan kekurangan masing-masing jenis sekolah tersebut. Namun yang harus diingat, sejatinya pendidikan adalah untuk mencerdaskan bangsa. Apapun bentuknya. Tentukan pilihanmu dengan bijak! Jangan sampai menyesal atas keputusan yang telah diambil.

Jadi, mau masuk SMA atau SMK? Sesuaikan saja dengan rencana masa depan. Jika ingin segera terjun ke dunia kerja, tak salah lagi, SMK pilihannya!


~RP~         

4 komentar:

  1. Betul. Sesuai kebutuhan aja sih. Kalo mau mendalami agama, masuk ke MA, kalo mau kuat di teori/Text book, lebih bagus masuk SMA, kalo mau kuat di praktek, ya masuk SMK.

    Ada banyak genre, tinggal pilih aja genre yang disukai :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya. Seperti kata orang bijak, life is about choice. Kita yang memilih ingin menjadi apa kelak. Tergantung gimana cara mempersiapkannya.

      Hapus
  2. Xaverius Pahoman? Btw mbak tinggal di Bandar Lampung ya? hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha... langsung ketebak ya, mas? Iya, waktu jaman SD sampe SMA aja. Sekarang udah di Liwa, Lampung Barat.

      Hapus

terima kasih untuk beringan hati memberikan komentar :)