27 Apr 2016

Jajan Sehat




Dengan bertambah usianya, Eno mulai mengenal jajan. Padahal sebelumnya Eno tidak peduli jika ada temannya yang jajan. Memang sejak kecil, ibunya tidak membiasakan Eno untuk jajan. Saat bepergian, selalu disiapkan makanan kecil. Namun sejak masuk sekolah TK, Eno mulai tergoda untuk jajan. Saat mengantar atau menjemput Eno, beberapa kali Eno meminta uang untuk membeli jajanan. Saya tidak pernah memenuhi permintaannya. Karena menurut saya, jajanan yang dijual di sekitar sekolah tidak sehat dan kurang terjaga kebersihannya. Sengaja Eno tidak diberikan uang jajan. Sebagai gantinya, disiapkan bekal dari rumah. Dan selalu dibiasakan untuk sarapan sebelum berangkat sekolah.
Hello. I am Eno

 Tetapi pernah juga kecolongan, Eno membeli sirup berwarna oranye mencolok. Entah siapa yang memberinya uang. Saya menegur dan memintanya untuk segera membuang sirup tersebut. Saya jelaskan bahwa minuman yang dibelinya itu tidak sehat dan mungkin saja terbuat dari bahan yang tidak seharusnya dikonsumsi. Warnanya begitu mencolok. Bisa jadi terbuat dari pewarna tekstil. Belakangan ini sering diberitakan ada penjual makanan yang curang. Terutama para penjual makanan di sekolah-sekolah. Mereka ingin meraup keuntungan banyak dengan cara yang tidak baik. Setelah cukup lama saya membujuk, akhirnya Eno rela mengorbankan jajanannya tersebut. Maafin tua ya, Eno. Ini demi kebaikan Eno, kok. Suatu saat, Eno pasti mengerti kenapa tua sampai seekstrim itu *uhuk*.  


Eno suka singkong goreng

Saya tidak melarang Eno untuk tidak jajan sama sekali. Boleh jajan, tetapi ada syarat dan ketentuan yang berlaku. Ya hampuuun *pakai gaya ngomong ala Eno*. Ketahuan nih tuanya Eno sering ikutan lomba blog. Ups. Hahaha.

Agar kejadian serupa tidak terjadi lagi, saya memberitahu Eno makanan atau minuman apa saja yang boleh dibeli. Untuk minuman, contohnya susu cair. Sedangkan untuk makanan, contohnya roti, wafer ataupun biskuit yang memang telah sering dibeli sebelumnya. Eno memang belum bisa membaca, tetapi bisa mengingat dengan baik kemasannya. Jadi saya tidak perlu khawatir. Saya juga memberitahukan jangan membeli makanan yang tidak berbungkus. Bisa jadi makanan tersebut telah dihinggapi lalat, berdebu dan menjadi markasnya kuman-kuman.
 
Kandungan yang terdapat pada jajanan tidak sehat, sangat berbahaya bagi tumbuh kembang anak. Bisa mengakibatkan keracunan. Tetapi efeknya tidak selalu terlihat saat jajanan tersebut dikonsumsi. Namun pengaruhnya bisa dalam jangka waktu tertentu. Bahkan hingga bertahun-tahun. Kemungkinan bisa memicu kanker dan penyakit berbahaya lainnya.

Setiap orang tua menginginkan anaknya tumbuh sehat dan cerdas. Untuk itu, orang tua sebaiknya semakin meningkatkan kepedulian terhadap makanan yang dikonsumsi anak. Hal itu sangat penting sebab anak masih dalam masa pertumbuhan. Anak memerlukan asupan makanan yang sehat dan bergizi. Biasakan anak untuk sarapan sebelum berangkat sekolah. Sarapan itu dapat mempengaruhi daya pikir saat belajar. Anak lebih konsentrasi. Tubuh juga menjadi lebih kuat berkegiatan sepanjang hari. Anak pun tidak mudah lelah. 


Kalau tubuh sehat jadi kuat untuk beraktivitas

Beritahu anak bahaya apa saja yang mengintai jika jajan sembarangan. Pastikan orang tua menggunakan bahasa yang mudah dimengerti anak. Percuma jika orang tua sudah menjelaskan panjang lebar namun anak gagal mengerti. Karena bahasa yang digunakan orang tua bahasa tingkat dewa. Dan ditambah pula dengan pemakaian istilah ilmiah. Kasihan dong anaknya. Maka sebaiknya pergunakan bahasa sehari-hari yang mudah dipahami anak.

Demikian. Semoga bermanfaat. Happy reading.


Yippee!!!
rOMa Pakpahan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

terima kasih untuk beringan hati memberikan komentar :)