28 Okt 2015

BUDAYA JAM KARET

Ah, tidak perlu datang tepat waktu. Toh, nanti juga acaranya molor.


Istilah jam karet sudah tidak asing lagi di telinga kita. Ya, sebuah budaya yang seakan telah mengakar dalam kehidupan kita sehari - hari. Dan kita pun tidak lagi malu untuk melakukannya. Hampir di setiap kesempatan, baik formal maupun informal. Seperti datang ke kantor, menghadiri rapat, bertemu klien. Bahkan budaya tersebut telah menular pada generasi muda. Datang terlambat ke sekolah atau ke kampus merupakan hal yang dianggap wajar.

Setiap orang ingin sukses. Salah satu faktor untuk mencapai kesuksesan adalah disiplin. Memang disiplin tidak menjamin kesuksesan seseorang. Tetapi tidak ada kesuksesan yang diraih tanpa kedisiplinan. Tentunya disiplin dalam segala hal, terutama manajemen waktu. Karena waktu sangat berharga dan tidak bisa diputar kembali. Apalagi dalam dunia yang penuh persaingan seperti saat ini. Terlambat hanya satu detik, merupakan kekalahan telak. Bisa saja klien kita membatalkan kerjasamanya hanya karena tidak punya cukup waktu untuk menunggu. Akhirnya kita membuang peluang emas begitu saja. Yang ada hanya penyesalan.

Memang tidak mudah untuk menghilangkan budaya jam karet yang mungkin saja sudah mendarah daging dalam keseharian kita. Namun bila ada kemauan yang kuat, kita bisa merubahnya. Mulailah dengan hal - hal kecil. Misalnya bangun pagi lebih awal, buat daftar apa saja yang akan kita kerjakan, biasakan datang ke tempat pertemuan satu jam sebelumnya.

Tidak ada kata terlambat untuk merubah budaya jam karet. Pertanyaanya adalah apakah kita mau berubah? Selamat mencoba! Karena kesuksesan ada di tangan kita masing - masing.


Roma Pakpahan   








 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

terima kasih untuk beringan hati memberikan komentar :)