7 Mei 2018

Wow, Festival Teluk Stabas 2018 Catat 2 Rekor MURI!

The Exotic Paradise memang layak diberikan bagi Kabupaten Pesisir Barat. Negeri para saibatin dan para ulama ini memiliki sejuta keindahan alam yang begitu memukau dan kearifan lokal yang tetap dijaga kelestariannya. Saat ini, Kabupaten Pesisir Barat merupakan kabupaten termuda di provinsi Lampung, pemekaran dari Kabupaten Lampung Barat. Dan tahun 2018 ini  Kabupaten Pesisir Barat merayakan hari jadinya yang ke 5 tahun. 

Adalah FESTIVAL TELUK STABAS, acara tahunan yang digelar dalam rangka memeriahkan hari jadi Kabupaten Pesisir Barat. Festival Teluk Stabas 2018 ini mengangkat tema Bebai Ngantak Uyan Sasuduk & Bebay Nyelimpok Gelamay.

Acara berlangsung pada tanggal 16 hingga 24 April 2018 yang lalu. Ada banyak perlombaan yang diselenggarakan panitia untuk meramaikan festival Teluk Stabas tahun ini.

Hari pertama dibuka dengan parade budaya dari masing-masing kecamatan yang terdapat di Kabupaten Pesisir Barat. Ada 16 kecamatan yang dikelompokkan lagi menjadi 118 pekon. Matahari yang begitu terik tak menyurutkan semangat para peserta parade budaya. Meski bercucuran keringat akibat paparan sinar matahari yang tepat berada di atas kepala. Mereka tetap semangat mengikuti pawai menuju lokasi utama Festival Teluk Stabas, yaitu Labuhan Jukung. Sesekali mereka melempar senyum kepada para penonton yang berdiri di sepanjang jalan untuk menyaksikan parade budaya tersebut.

Seakan tak ingin ketinggalan dalam kemeriahan, sekelompok siswa siswi SDN 1 Pasar Krui berada di barisan pertama parade budaya. Mereka unjuk kebolehan dengan menampilkan marching band.

Dilanjutkan dengan barisan ribuan perempuan yang membawa Sasuduk (Bebay Ngantakh Sasuduk) yang berisi beras, gula, telur, kelapa, dan bahan makanan lainnya. Sasuduk diberikan kepada tuan rumah yang sedang mengadakan acara adat seperti pernikahan, kematian. Disini begitu tergambarkan semangat kebersamaan kaum perempuan untuk saling membantu dalam pelaksanaan acara adat. Tradisi ini telah diwariskan turun temurun dan tetap dilestarikan hingga saat ini.

Pawai ditutup dengan Krui Tapis Carnival yang memamerkan kreasi tapis yang diaplikasikan pada kostum yang dikenakan oleh Muli Mekhanai Krui. Dengan adanya karnaval ini, ingin memperkenalkan kepada wisatawan yang datang bahwa masyarakat Lampung memiliki kain khas, yaitu tapis.


Selesai parade budaya, acara dilanjutkan dengan lomba nyulam tapis yang diikuti satu orang perwakilan dari masing-masing pekon. Lomba ini tak hanya sekedar perlombaan untuk menambah kemeriahan Festival Teluk Stabas. Namun bertujuan untuk tetap melestarikan kain khas masyarakat Lampung. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

terima kasih untuk beringan hati memberikan komentar :)