30 Okt 2016

Batik, Kekinian, dan Identitas Bangsa

Kini batik terlihat gaya dan kekinian tampil dengan warna-warna cerah.


Beberapa waktu lalu, saya akan menghadiri acara pernikahan salah seorang teman. Kebanyakan kaum perempuan, selalu ingin tampil menarik dalam setiap acara. Jika akan menghadiri suatu acara, sejak jauh hari para perempuan akan mempersiapkan segala sesuatunya dengan baik. Mulai dari tatanan rambut, riasan wajah, alas kaki, dan tak ketinggalan pakaian. Saya pun merasakan hal yang sama. Kali ini, saya bingung pakaian apa yang akan saya kenakan. Setelah membongkar isi lemari, pilihan saya jatuh pada BATIK. Kuno. Tua. Gak gaul. Itu pendapat sebagian orang.

Zaman dahulu, batik hanya diperuntukkan bagi kaum bangsawan dan terbatas dalam lingkup keraton. Digunakan dalam acara khusus saja. Seperti pernikahan, kelahiran, maupun upacara adat lainnya.

Ya, selama ini batik memang lekat dengan kesan kuno, kaku dan serius. Tentu tidak cocok dengan saya yang manis cantik, muda dan kekinian. Eh. Tapi lebih baik PD dari pada minder, kan? Hahahaha ^___^. Tak salah jika semasa kecil, melihat ayah dan ibu mengenakan batik, saya segera tahu kalau mereka ayah akan menghadiri acara penting dan artinya saya tidak diperbolehkan untuk ikut. Meski saya merengek-rengek sekalipun.       

Itu dulu. Anggapan tersebut tidak berlaku lagi. Sekarang batik tampak lebih gaya dan kekinian. Terlihat dari motif batik dengan kombinasi warna-warna cerah yang sesuai dengan tren fashion masa kini. Batik juga bisa dipakai untuk berbagai acara. Mulai acara formal, semi formal hingga santai. Benar, acara santai. Nongkrong bersama kawan-kawan misalnya. Keren, euy! 

Ternyata batik bisa menemani keseharian kita. Acara sekolah, kuliah, kerja hingga kopdar dengan kawan-kawan blogger. Oiya, supaya semakin terasa suasana romantisnya, saat ngedate boleh tuh sesekali mengenakan pakaian couple bernuansa batik.

Sekarang batik tidak hanya terbatas untuk orang “tua” saja. Batik bisa dipakai lintas usia. Dari balita hingga lanjut usia. Enol, keponakan saya yang masih balita saja memakai batik, loh. Dan Enol suka. Aih, tambah ganteng deh si  jagoan kecil kami.   

Hei, batik juga ternyata dekat sekali dengan kaum perempuan. Tidak hanya pakaian. Batik mengikuti perkembangan fashion. Kini ada dalam bentuk sepatu, tas, dompet, kalung, gelang maupun aksesoris lainnya. Ya, batik hadir untuk mempercantik penampilan perempuan Indonesia.  

Batik bukan hanya sekedar pelengkap penampilan semata. Batik diakui UNESCO sebagai warisan budaya dunia, loh. Dan ternyata, setiap daerah di Indonesia memiliki batik khas masing-masing. Dari Sabang sampai Marauke terdapat keanekaragaman batik cantik Indonesia. Ada Batik Tanah Liat dari Minangkabau. Batik Cenderawasih dari Jayapura. Batik Mega Mendung dari Cirebon. Nah, kalau batik khas daerahmu apa, kawan?

Sebagai bentuk kecintaan pada Indonesia, salah satunya dengan bangga mengenakan batik. Kita tidak akan pernah terlihat kampungan, kuno, gak gaul hanya karena mengenakan batik. Sudah seharusnya kita bangga dengan batik. Jika kaum muda tidak peduli dengan warisan budaya bangsa ini, jangan menyesal jika beberapa tahun yang akan datang, kita tidak lagi menemukan batik. Yuk, lestarikan batik Indonesia. Karena batik merupakan salah satu identitas bangsa ini.




Salam,
~RP~

2 komentar:

  1. Anggapan kalo batik kuno seiring perkembangan zaman berubah smakin lbih kekinian. Warisan dunia yg perlu dibudidayakan terus hheee

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, mbak. Kalo gak kita yang melestarikan budaya bangsa sendiri. Siapa lagi?

      Hapus

terima kasih untuk beringan hati memberikan komentar :)