1 Sep 2016

Pendidikan Budi Pekerti Itu Penting, Lho!



Budi Pekerti.

Bukan. Ini bukan nama kakak, adik atau sahabat saya. Hihihi ^^

Budi pekerti merupakan standar moral bagi seseorang dalam berpikir, berbicara dan berperilaku. Pendidikan budi pekerti pertama kali diajarkan di lingkungan keluarga. Saya ingat bagaimana ketika kecil, saat menerima sesuatu dari seseorang, saya diingatkan orang tua untuk selalu mengucapkan terima kasih. Saat lewat di depan orang yang lebih tua, mengatakan permisi. Jika memberi atau menerima sesuatu dari seseorang, harus menggunakan tangan kanan. Saat bermain bersama, tidak boleh merebut mainan. Meminta maaf ketika menyakiti teman. Itu beberapa hal yang berhubungan dengan budi pekerti yang diajarkan kepada saya sejak kecil dan terus terngiang hingga saat ini. Saya tidak pernah lupa dengan nasihat tersebut.

Kenapa sih, pendidikan budi pekerti itu penting? Karena manusia merupakan makhluk sosial yang hidup berdampingan dengan orang lain. Nah, budi pekerti itu semacam aturan (tidak tertulis) tentang bagaimana seharusnya seseorang berinteraksi dengan lingkungannya. Tidak terbatas hanya di dalam lingkungan keluarga saja. Namun lebih dari itu, bagaimana seseorang berinteraksi dengan masyarakat luas yang terdiri dari beraneka karakter, baik usia maupun budaya.

Sejak dulu, Indonesia dikenal sebagai bangsa yang kaya budaya dan kearifan lokal. Bangsa yang menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan kesopanan. Namun, beberapa waktu belakangan ini, kita sering mendengar bahwa generasi muda mulai mengalami krisis moral. Tak jarang, kita mendengar anak usia TK mengucapkan kata-kata kasar kepada temannya saat sedang bermain bersama. Ke mana hilangnya nilai-nilai luhur yang telah diajarkan oleh nenek moyang kita secara turun temurun?

Apakah kita akan diam saja? Tidak! Lalu apa yang harus dilakukan untuk memperbaikinya?

Orang tua sebagai teladan utama bagi anak, sebisa mungkin memberi contoh yang baik kepada anak. Tidak hanya dalam perkataan saja. Namun yang tak kalah penting adalah tindakan. Karena anak akan lebih mudah untuk mencernanya. Percuma orang tua sudah berbicara panjang lebar, tetapi perilakunya berlawanan dengan apa yang diucapkan. Semua itu hanya akan masuk telinga kanan dan keluar telinga kiri. Selain itu, tanamkan juga nilai-nilai agama sejak dini.

Mengajarkan sopan santun tidak mutlak hanya tugas orang tua di rumah. Guru-guru di sekolah juga mempunyai peranan penting dalam membentuk karakter seorang anak. Ya, karena sebagian besar waktu anak dihabiskan dalam lingkungan sekolah. Mulai dari pagi hingga sore hari mereka berada di sekolah. Berinteraksi dengan para guru dan teman-teman sebaya. Tugas sekolah memang terbilang berat. Tidak hanya melulu pada pembentukan intelegensia anak tetapi harus dibarengi pula dengan pendidikan budi pekerti. Harus ada keseimbangan diantara keduanya.

Perlu diingat, seseorang yang memiliki kemampuan intelektual yang tinggi tidak menjamin hidupnya akan sukses di kemudian hari. Bayangkan jika generasi muda Indonesia memiliki tingkat intelektual tinggi namun tidak dibarengi dengan pendidikan budi pekerti. Mereka akan hidup saling menjatuhkan karena ego masing-masing. Nah, apa yang akan terjadi pada bangsa ini? Perlahan namun pasti akan terpecah belah. Tentu kita tidak menginginkan hal itu terjadi. Kita ingin Indonesia tetap jaya sampai kapan pun dan masyarakatnya bisa hidup dengan nyaman dan sejahtera.      

Yuk, kita kembalikan lagi nilai-nilai luhur yang mulai memudar. Jangan sampai Indonesia menjadi bangsa yang amburadul karena masyarakatnya hidup semaunya saja. Kita bangun Indonesia dengan menegakkan kembali pilar budi pekerti.



Salam Hangat,
~RP~

1 komentar:

  1. Budi pekerti memang tugas orang tua dan guru untuk membentuknya, harus sejalan, kalau cuma sepihak, pincang jadinya :)

    BalasHapus

terima kasih untuk beringan hati memberikan komentar :)