3 Mar 2016

Jangan Buang Kesempatan



Hari ini, saya ada jadwal bimbel kelas pagi. Sambil menunggu adik-adik datang, saya menyempatkan diri untuk mengecek hape. Ada beberapa notifikasi pesan yang masuk. Salah satunya dari mas Ibnu Basyier. Pada tanggal 1 Maret, beliau mengirim pesan kepada saya melalui WhatsApp untuk mendaftar menjadi anggota gerakan ODOP batch 2. Namun sayang sekali, pendaftaran telah ditutup. Karena yang mendaftar ternyata bejibun. Sedangkan target peserta maksimal 100 orang saja. Luar biasa antusiasme teman-teman yang ingin bergabung. Ngga nyangka. Saya baru mengetahui, ternyata kegiatan menulis banyak diminati. Lalu kenapa dibatasi?
Tujuannya agar gerakan ini dapat berjalan efektif. Saya menyampaikan permohonan maaf dan meminta agar bersedia menunggu hingga batch 3 dibuka. Dan mas Ibnu bisa mengerti. Pagi ini, saya mendapat pesan WhatsApp yang berisi link artikel berjudul Tunggu ODOP Batch 3 dibuka ya, mas. Dalam tulisan tersebut beliau menceritakan keinginannya untuk bergabung dalam gerakan One Day One Post (disingkat ODOP). Saya kagum dengan semangatnya. Beliau bercerita kalau sempat melobi bang Syaiha (penggagas gerakan ODOP) dan Mbak Maya (salah seorang admin) siapa tahu ada kemungkinan baginya untuk bergabung. Sampai segitunya, ya ^_^

Bagi teman-teman yang telah mendapat kesempatan untuk bergabung dalam gerakan ODOP Batch 2. Saya ucapkan selamat bergabung. Kita bisa belajar bersama. Semoga teman-teman dapat mempergunakan kesempatan belajar ini dengan sebaik mungkin. Bisa dikatakan, teman-teman cukup beruntung. Karena ada banyak lho teman-teman kita di luar sana yang ingin bergabung. Namun kesempatan telah tertutup. Saya sebagai salah satu admin, bahkan merasa tidak enak untuk menolaknya.

Saat kita memutuskan untuk bergabung dalam suatu wadah tertentu. Seperti gerakan ODOP ini, ada baiknya kita selalu memegang komitmen. Jangan hangat-hangat tahi ayam. Hihihi. Saat mengetahui ada pembukaan gerakan ODOP batch 2 yang lalu, kita ngga mau ketinggalan. Segera mendaftar. Awalnya sih semangatnya luar biasa. Berkobar. Dipertengahan, menulis mulai bolong-bolong. 1001 alasan bermunculan. Ngga ada waktu, ngga punya ide, pulang kerja sudah kelelahan, jaringan internet tidak bersahabat dan masih banyak lagi. Bahkan mungkin ada yang akhirnya tidak menulis sama sekali. Hanya nama saja yang terdaftar, namun tidak ada aktivitas menulis sama sekali. Saya tidak bermaksud untuk memojokkan siapapun. Saya hanya ingin mengingatkan agar kita bisa mempergunakan kesempatan dengan baik.

Salah satu kunci sukses yaitu, mampu berkomitmen. Di awal tahun 2016 ini, saya membuat resolusi untuk menjadi seorang penulis. Menerbitkan buku. Untuk itu, saya berjanji pada diri sendiri untuk selalu berlatih menulis setiap hari. Berteman dengan orang-orang yang telah terlebih dahulu sukses dalam kepenulisan. Saat ini terbuka banyak kesempatan jika ingin belajar menulis. Contohnya gerakan ODOP. Dan saya ngga mau membuang kesempatan begitu saja. Saya berusaha menjaga komitmen untuk konsisten menulis setiap hari. Mungkin bagi orang lain, tulisan saya biasa-biasa saja. Ngga apa-apa. Because success is about process \0/

Mari menulis. Bebaskan imajinasimu!


Yippee!!!
rOMa Pakpahan   

9 komentar:

  1. Semoga bsa komitmen walau di awal agak Susah hehe

    Salam kenal kak roma


    http://dewieajaa.blogspot.my/2016/03/menikmati-keindahan-perkampungan.html?showComment=1457047946889&m=1#c2177922508850856647

    BalasHapus
  2. Semoga bsa komitmen walau di awal agak Susah hehe

    Salam kenal kak roma


    http://dewieajaa.blogspot.my/2016/03/menikmati-keindahan-perkampungan.html?showComment=1457047946889&m=1#c2177922508850856647

    BalasHapus
  3. Salam kenal juga mbak Dewi.
    Seneng nambah temen seperjuangan ^_^
    Sama2 belajar kita

    BalasHapus
  4. terimakasih motivasinya ka, mudah2 tetap bisa jaga komitmen. aamiin

    BalasHapus
  5. terimakasih motivasinya ka, mudah2 tetap bisa jaga komitmen. aamiin

    BalasHapus
  6. Success is about process. So, love the process ya, mba. Terima kasih sudah invite aku di ODOP 2. :*

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yups. Kita harus mencintai prosesnya spy ngga jadi beban ya, mbak.
      Semangaaat 😃😃😃

      Hapus

terima kasih untuk beringan hati memberikan komentar :)