3 Feb 2016

Duh, Si Kecil Berkelahi



Jam dinding menunjukkan pukul 10.55 WIB. Lima menit lagi, waktunya Eno pulang sekolah. Saya bergegas meluncur ke tekape. Jarak sekolah dari rumah hanya sekitar 50 meter. Sebenarnya bisa dicapai dengan jalan kaki. Tapi segan rasanya harus berjalan kaki di bawah terik matahari *bakal meleleh*. Hihihihi. Sesampai di sekolah, kelas belum bubar. Nunggu deh. Sekitar 10 menit nangkring di motor, pintu kelas Eno pun akhirnya terbuka. Yes! Saya berdiri untuk menyambut Eno. Satu, dua, tiga, …, belum juga muncul ponakan yang imut-imut. Tak berapa lama kemudian, muncullah Eno. Tapi … Ada apa, nih? Langkahnya lemas dan wajah cemberut. Tidak seperti biasanya, ceria. Pasti ada sesuatu yang tidak menyenangkan terjadi. Saya segera menghampiri Eno. Sebelum saya sempat bertanya, Eno telah lebih dulu bercerita. Ternyata tadi Eno berkelahi dan kakinya luka. Terjatuh di dorong teman.

Itu sepenggal cerita tentang Eno.

Mungkin ada diantara anak atau ponakan teman-teman yang berkelahi di sekolah. Selidik punya selidik, ternyata Eno meniru adegan-adegan yang ditayangkan di televise. Hemmm. Saat ini memang banyak tayangan anak yang menawarkan adegan perkelahian. Anak-anak pun meniru adegan tersebut. Anak tidak tahu, ada bahaya mengintip di balik adegan perkelahian tersebut.

Tugas ayah, bunda, nenek, kakek, om, maupun tante untuk mendampingi si kecil saat menonton. Beri penjelasan pada anak, bahwa adegan-adegan tersebut tidak baik untuk ditiru. Berbahaya. Beberapa waktu lalu. Ada salah seorang murid bimbel saya yang bermain meniru adegan tokoh super hero idolanya. Naasnya, murid saya tersebut mengalami patah tangan dan ia tidak masuk sekolah selama satu bulan. Karena harus menjalani perawatan medis yang cukup serius.  

Anak memang tidak bisa di larang. Semakin di larang, semakin tinggi rasa ingin tahunya (dibaca: penasaran). Anak justru merasa tertantang untuk melakukannya. So, hindari kata jangan saat memberi penjelasan pada anak. Misalnya jangan lari, nanti jatuh. Bisa diganti dengan kalimat jalannya hati-hati supaya tidak jatuh. Pilih kata-kata yang tidak menimbulkan rasa penasaran anak. Tetapi bukan berarti orang tua harus mengekang anak. Biarkan anak bereksplorasi. Karena saat itu anak belajar.





Yippee!!!
rOMa Pakpahan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

terima kasih untuk beringan hati memberikan komentar :)