31 Jan 2016

Sebelum Kakek Melupakan Tori



“Tori, tolong bantu mama sebentar.” Suara mama terdengar dari kamar kakek.
Tori segera menutup buku cerita petualangan detektif yang sedang dibacanya dan menghampiri mama.
“Ada apa, ma?” tanya Tori.
“Ayo, bantu mama mencari kacamata kakek.”

Kejadian hilangnya kacamata kakek, sudah yang ke sekian kali terjadi. Kakek selalu saja lupa dimana meletakkan kacamata. Tak lama kemudian, Tori tampak sibuk membantu mama. Dua hari yang lalu, Tori menemukan kacamata kakek di dapur. Maka Tori memutuskan pencarian pertama dimulai dari dapur. Tetapi hasilnya nihil. Mama dan Tori sudah menyusuri setiap sudut rumah. Namun mereka berdua belum juga berhasil menemukan kacamata kakek. Pencarian pun dihentikan sementara.

Sore hari, Tori sedang duduk di teras sambil melanjutkan membaca. Matanya tertuju pada Bleki, anjing peliharaannya yang sedang asyik memainkan sesuatu. Tori penasaran dan menghampiri Bleki. Astaga, ternyata kacamata kakek! Mungkin tadi siang, saat  sedang bermain dengan Bleki, kakek sembarang meletakkan kacamatanya. Sehingga dijadikan mainan oleh Bleki.

Akhir-akhir ini memang kakek sering sekali kehilangan barang. Kakek lupa dimana meletakkannya. Kata papa, kakek mulai pikun. Karena faktor usia. Pernah suatu kali, kakek keluar rumah untuk berjalan-jalan di seputar kompleks. Kakek pergi tanpa memberitahu. Hal itu menggemparkan seluruh penghuni rumah. Papa, mama, kak Maya, Tori dan mbok Tinah berpencar keliling kompleks untuk mencari kakek. Syukur, papa berhasil menemukan kakek yang sedang duduk sendirian di bangku taman. Wajah kakek saat itu, tampak kebingungan. Rupanya kakek lupa jalan pulang ke rumah.

Semakin  hari, daya ingat kakek semakin menurun. Papa dan mama khawatir. Akhirnya mereka memutuskan untuk memeriksakan kondisi kakek. Mama cukup sulit meyakinkan kakek agar bersedia dibawa ke dokter. Setelah beberapa tahap pemeriksaan, dokter menyatakan bahwa kakek terkena Alzheimer. Alzheimer merupakan gangguan pada otak yang menyebabkan kemunduran fungsi intelektual, umumnya terjadi pada usia lanjut.

Penyakit tersebut tidak dapat disembuhkan. Tori  sekeluarga terkejut mengetahui kondisi kakek. Bahkan ada hal yang lebih menyedihkan. Menurut dokter, mereka harus siap jika suatu saat nanti kakek akan lupa pada mereka. Anak, menantu dan cucu-cucu kakek. Tak sampai hati Tori membayangkannya. Sebelum waktu itu tiba, Tori berusaha untuk membahagiakan kakek. Dulu, Tori sering mengeluh jika papa dan mama memintanya untuk menemani kakek. Tori selalu mengatakan bahwa berbincang dengan kakek itu sangat membosankan. Kakek selalu saja mengulang cerita di masa mudanya. Cerita tentang bagaimana kakek harus berjalan tanpa alas kaki sejauh 1 kilometer untuk sampai di sekolah. Cerita tentang kakek yang tetap harus menggembalakan kerbau terlebih dahulu sebelum berangkat sekolah. Cerita tentang bagaimana kakek dan teman-temannya menaklukkan arus sungai agar tiba di sekolah tepat waktu. Dan cerita-cerita lainnya yang menurut Tori sangat membosankan. Tidak sesuai lagi untuk keadaan sekarang.  Tapi itu dulu. Kini, Tori lebih memilih untuk duduk manis mendengarkan kakek bercerita daripada hanya berdiam di kamar bermain game. Tori ingin kakek tahu kalau dirinya begitu menyayangi kakek. Maafkan Tori ya, kek.





#OneDayOnePost
#HariKetigabelas
#ToplesAksara



Yippee!!!
rOMa Pakpahan
.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

terima kasih untuk beringan hati memberikan komentar :)