5 Agu 2023

Yuk Bersama Bergerak Berdaya Menjaga Hutan Untukmu Bumiku

Hutan Indonesia adalah salah satu yang terkaya di bumi karena keanekaragaman hayati dan keindahan yang tidak dimiliki oleh negara lain. Tidak hanya berperan penting dalam mitigasi perubahan iklim dan dan ketahanan air. Hutan juga menjadi rumah bagi keanekaragaman hayati dan kelompok masyarakat adat serta komunitas lokal. Hutan berperan membersihkan udara dan air, memberikan kesejahteraan ekonomi bagi masyakarat, menyediakan produk hutan yang diandalkan orang setiap hari.  

Oiya kamu tahu kan kalau Indonesia menyandang gelar Zamrud Khatulistiwa? Tentunya kita patut bangga. Layaknya batu Zamrud dengan warna hijau yang indah memukau begitulah Indonesia dinamai Zamrud Khatulistiwa dengan hamparan hutannya yang luas dan sebagai hutan tropis terbesar ketiga dunia.

Dengan posisi di berada garis khatulistiwa, Indonesia mendapatkan cahaya matahari sepanjang tahun. Hal ini membuat hutan Indonesia ditumbuhi keanekaragaman hayati yang tentunya sangat penting sebagai bahan sandang, pangan dan papan bagi makhluk hidup.

Oleh karena itu, sudah menjadi tugas kita sebagai generasi muda melakukan berbagai upaya untuk menjaga kelestarian hutan Indonesia. Dengan menjaga hutan yang ada di negeri kita ini, secara tidak langsung kita juga menjaga keberagaman flora dan fauna yang ada di dalamnya.

Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), tercatat total kawasan yang terkena dampak kebakaran hutan mencapai 942.484 hektar. Jumlah ini naik bila dibandingkan pada tahun 2017 yang mencapai 165.483,92 hektar dan tahun 2018 yang mencapai 529.266 hektar. World Bank (Bank Dunia) juga mencatat total kerugian ekonomi mencapai Rp 75 triliun akibat kebakaran hutan dan lahan yang terjadi.

Indonesia pernah mengalami kebakaran hutan dan lahan besar pada Juli 1997 – Februari 1998 di 24 provinsi. Luas hutan terbakar 117,7 juta hektar yang mengakibatkan kerugian mencapai USD 1.62-2,7 M. Tak hanya kerugian material, peristiwa ini memakan korban jiwa. Pesawat Garuda GA 152 jatuh di Sibolangit karena kabut asap, korban mencapai 234 jiwa. Selain itu, 20 juta orang terkena polusi udara dan pencemaran air. Di Papua, ratusan jiwa warga meninggal karena transportasi untuk distribusi makanan dan keperluan suplai lainnya di pedalaman terhenti akbiat kabut asap. Negara tetangga seperti Singapura, Malaysia, Brunei Darussalam, Thailand, Filipina dan Australia pun terkena dampak kabut asap. Sungguh miris memang.

Kita sebagai warga negara Indonesia tidak boleh hanya berdiam diri saja. Menjaga hutan dan lahan serta kelestarian hutan tidak hanya tanggung jawab pemerintah semata. Kita harus #BersamaBergerakBerdaya. Tidak perlu muluk-muluk, bisa dimulai dari tindakan sederhana.

 

Tindakan apa saja yang bisa kita lakukan #UntukmuBumiku?

  • Membiasakan untuk buang sampah pada tempatnya. Dengan membuang sampah pada tempatnya dapat meminimalisir resiko bencana alam seperti banjir. Tidak perlu menunggu orang lain. Mulai dari diri kita sendiri.  
  • Mengurangi penggunaan plastik dan material sekali pakai. Sampah plastik merupakan salah satu penyebab masalah pencemaran lingkungan terbesar di dunia. Hampir seluruh dari masalah dan kerusakan yang ada disebabkan karena banyaknya sampah plastik yang terbuang begitu saja tanpa adanya pengelolaan yang baik. Sampah plastik adalah jenis sampah anorganik yang membutuhkan waktu hingga bertahun – tahun agar dapat hancur dan terurai secara sendirinya. Di pantai Indonesia sendiri diperkirakan bahwa terdapat sekitar 57 persen sampah yang merupakan sampah plastik. Untuk mengurangi pengunaan sampah plastik, saat berbelanja biasakan untuk membawa tas belanja dari rumah. 
  • Mengurangi penggunaan kertas dan tisu. Tanpa disadari kertas dan tisu yang kita pakai sehari-hari ternyata menjadi penyumbang masalah lingkungan dan membahayakan bumi. Paling tidak ada 17 pohon yang harus ditebang dan 20.000 galon air digunakan untuk memproduksi satu ton tisu kertas. Buruknya, penggunaan tisu dalam sehari di seluruh dunia bahkan bisa mencapai angka di atas satu ton. Sebaiknya mulai kita ganti tisu dengan lap kain. 
  • Saat bepergian, sebisa mungkin untuk menggunakan transportasi umum. Untuk mengurangi polusi dari emisi gas buang. Jika jumlah kendaraan punya emisi gas buang yang rendah, maka udara akan jadi lebih baik. Selain beralih ke transportasi umum dan uji emisi gas buang kendaraan, cara lain yang bisa juga dilakukan adalah dengan mengendarai sepeda atau berjalan kaki. 
  • Tidak membakar sampah. Menurut informasi International Cryosphere Climate Initiativepembakaran sampah di luar ruangan memberi dampak utama perubahan iklim, baik secara lokal maupun global. Hal ini disebabkan oleh terbentuknya gas-gas rumah kaca. 
  • Menanam pohon di pekarangan rumah. Pohon bisa membuat rumah menjadi lebih sejuk, tenang, udara pun juga menjadi lebih bersih.   

Yuk #Bersama BergerakBerdaya menjaga hutan. Aksi sekecil apapun kalau dilakukan bersama bisa memberi dampak besar loh.   


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

terima kasih untuk beringan hati memberikan komentar :)