18 Mar 2017

#NoteToSelf: Diingatkan untuk Bersyukur!

Malam minggu sendirian T_T. Dari pada baper mending kita nulis ajaaah. Aseeek! Bener kaaaan? Xixixixi.

Kali ini saya ingin berbagi sebuah pelajaran hidup yang saya dapatkan dari sebuah peristiwa. Peristiwa ini sebenarnya sudah lewat beberapa minggu yang lalu. Awalnya saya tidak terpikir untuk menuangkannya dalam bentuk tulisan. Tetapi dari peristiwa tersebut saya mendapatkan “sesuatu”. Dan berhubung saya bukan tipe orang yang memiliki kemampuan mengingat yang baik. Ya, saya tidak ingin peristiwa itu berlalu begitu saja. Saya merasa perlu untuk menuliskan agar saya bisa terus mengingatnya.

Ceritanya beberapa waktu lalu, saya menghadiri perayaan ulang tahun yang bertempat di sebuah Pusat Rehabilitasi bagi penyandang cacat. Perayaan ulang tahun berlangsung sederhana namun penuh kegembiraan dan rasa syukur.

Acara tersebut dimeriahkan oleh anak-anak yang merupakan pasien di Pusat Rehabilitasi itu. Sejak saya tiba, suasana haru sudah menghinggapi perasaan saya. Rasa sesak di dada karena menahan air mata haru yang nyaris keluar. Saya berusaha sekuat mungkin untuk menahannya agar tidak keluar. Hingga sampai pada acara persembahan tarian. Saya tak mampu lagi menahan tetesan air mata haru. Betapa luar biasanya mereka, dengan segala keterbatasan fisik yang dimiliki namun mampu menari dengan baik. Kompak. Luwes. Bersemangat. Wajah mereka memancarkan sukacita, tak sedikit pun terlihat ada beban di sana.

Sungguh saya merasa malu ketika itu. Saya dengan fisik yang lebih “sempurna” dari mereka, tetapi sering kurang bersyukur atas kehidupan ini. Mengeluh. Marah. Tak jarang mengeluarkan berbagai pertanyaan yang ditujukan kepada Sang Pemilik Kehidupan hanya karena kurang bisa bersyukur.

Kenapa Tuhan?
Mengapa harus saya?
Apa rencanaMu dibalik semua yang terjadi dalam hidupku ini?

Dan masih banyak lagi pertanyaan yang tidak pernah ada habisnya. Memang secara fisik, saya juga terlahir tidak sempurna. Tuhan memberikan saya tangan kanan yang istimewa dengan ukuran lebih kecil dari tangan kiri. Tapi seharusnya saya bersyukur masih bisa menggunakannya mesti tidak bisa seperti orang normal kebanyakan.

Banyak aktivitas yang tidak bisa saya lakukan. Padahal saya begitu menyukainya. Basket salah satunya. Tapi sudah lah. Toh, saya masih bisa menggunakan jari-jari tangan kanan ini untuk mengetik postingan di blog. Saya masih bisa menuangkan isi kepala dalam bentuk tulisan. Benar. Menulis merupakan salah satu aktivitas yang begitu saya sukai. Dan saya masih bisa menggunakan tangan kanan saya ini untuk melakukan hobi. 

Ketika di bangku SD (bahkan hingga sekarang), saya paling “benci” dengan senam. Kenapa? Ada gerakan di mana saya harus merentangkan kedua tangan. Tetapi saya tidak dapat melakukannya. Saya sudah puas mendapat pandangan aneh dari teman-teman. Tapi sudah lah. Toh, saya masih bisa menggunakan jari-jari tangan kanan ini untuk melakukan kegiatan lain seperti mencuci piring, mencuci baju, menyapu, memasak. Saya tidak perlu tergantung pada orang lain untuk memenuhi keperluan saya sehari-hari. Saya masih bisa melakukannya sendiri dengan baik.    

Bagaimana dengan orang-orang yang tidak memiliki tangan? Oke. Sudah seharusnya saya bersyukur.

Terima kasih adik-adik, teman-teman, kalian sudah mengingatkan saya untuk mengucap syukur. #NoteToSelf.



Salam,
~RP~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

terima kasih untuk beringan hati memberikan komentar :)