8 Des 2015

KEPINGAN HATI

sumber: www.vemale.com


Seorang anak asyik bermain bola di dalam rumah. Sudah beberapa kali ibunya memperingatkan agar bermain di luar saja. Namun anak itu tidak menghiraukan nasehat sang ibu. Dan tiba-tiba ...
"Praaaaaang!!!" Bola menyenggol pot bunga kesayangan sang ibu dan terjatuh dari meja.
Anak itu terkejut bukan kepalang. "Apa yang harus aku lakukan?"
Dengan diliputi rasa panik, segera ia mengumpulkan kepingan-kepingan pot yang berserakan di lantai. Dan berharap sang ibu tidak mengetahui kejadian tersebut.

Anak itu berusaha untuk menyusun kembali kepingan-kepingan itu menjadi sebuah pot yang utuh seperti sedia kala. Beberapa kali ia mencoba namun hasilnya tidak sesuai. Masih saja terlihat dengan jelas bekas retakan pada pot bunga itu.


Dalam ilustrasi di atas, sang ibu diumpamakan Tuhan. Kita adalah si anak. Sedangkan pot bunga adalah hati sesama (dibaca: orang-orang) yang ada di sekitar kita. Baik orang tua, saudara, sahabat, tetangga, rekan kerja, atau siapapun orang yang baru saja kita kenal. Dalam berhubungan dengan sesama, Tuhan selalu mengingatkan agar saling mengasihi dan menghargai. Namun apa yang terjadi, kita justru lebih sering mengabaikan Tuhan. Mengunci hati tanpa membuka celah sedikit pun untuk mendengarkan suara Tuhan.

Tak jarang kita melukai perasaan sesama, baik melalui perkataan maupun tingkah laku. Mungkin orang tersebut bisa memaafkan. Namun bekas luka di hati tidak akan pernah kembali seperti sedia kala. Seperti pot bunga yang terlanjur rusak dan tidak bisa diperbaiki kembali ke bentuk semula.

Mari kita jaga perkataan dan tingkah laku. Yang nantinya dapat melukai hati sesama. Terutama orang-orang terkasih. Jangan sampai kita meninggalkan bekas luka pada hati mereka.





Yippee!!!
rOMa Pakpahan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

terima kasih untuk beringan hati memberikan komentar :)