15 Jul 2016

3 Tips Membantu Anak Mengelola Uang Angpau



“Eh, kamu udah nuker uang baru?”
“Astaga! Belum! Untung diingetin.”
“Kebetulan nih, saya mau minta tolong Nasri. Sekalian aja.”
“Boleh, deh. Dari pada nunggu entar-entar, malah kelupaan. Takutnya kehabisan kayak tahun lalu. Keponakan saya sempet protes karena angpaunya udah agak koala kumal.”

Percakapan yang sering saya dengar di kantor (dulu!) jika Lebaran sudah semakin dekat.

Ya, bagi-bagi angpau (salam tempel) sudah menjadi tradisi jika hari Lebaran tiba. Biasanya orang yang lebih tua memberikan kepada anak-anak sebagai bentuk hadiah jika bersilatuhrami ke rumah sanak saudara. Atau bisa juga ketika ada sanak saudara yang berkunjung. Memang tidak ada ketentuan yang mengharuskan. Tetapi di beberapa keluarga, ada kebiasaan bagi-bagi angpau untuk yang sudah mempunyai penghasilan sendiri. Kebiasaan tersebut sudah turun temurun dan berlangsung hingga saat ini. Apakah ada di dalam keluarga kamu juga, kawan?

Momen bagi-bagi angpau pun menjadi momen yang paling ditunggu oleh anak-anak. Setelah selesai, bersama teman-temannya akan membandingkan siapa yang mendapat angpau paling banyak. Hihihi^^. Mereka berasa menjadi seorang jutawan dengan berlembar-lembar uang di tangan!

“Hei, keren si Mail. Masa dia dapet angpau lima puluh ribu dari omnya yang kerja di Jakarta.”
“Tahun lalu, aku malah dapat seratus ribu dari Om Dimas, yang kerja di Singapura. Tapi tahun ini gak mudik. Angpau aku dikit deh.”
“Ayah dan ibu sudah mengijinkan aku untuk membeli mainan baru.”
“Tante Ira baik banget. Nanti malam, aku mau mengajak ayah ke pasar malam. Aku mau main sepuasnya.”
“Ih, Pakde Parto pelit. Bagi-bagi angpau hanya dua ribu saja. Sebel!” 

Mungkin percakapan seperti itu pernah kawan-kawan dengar. Atau justru saat kecil, ada diantara kawan-kawan yang pernah ikut terlibat dalam percakapan tersebut ^^. Pasti sangat menyenangkan, ya punya uang dan bisa digunakan untuk apa saja tanpa harus memaksa meminta dari orang tua terlebih dahulu. Betul, betul, betul. Biasanya orang tua tidak terlalu protes, karena memang uang yang didapatkan anak merupakan pemberian sanak saudara. Artinya orang tua tidak merasa dirugikan, toh uang itu bukan uang dari dompet si ayah atau si bunda. Ups!

Tetapi, apakah tradisi bagi-bagi angpau ini mendidik bagi anak? Tidak salah jika anak menerima angapau. Tidak ada larangan juga. Namun orang tua sebaiknya mengarahkan agar anak tidak terjebak dalam budaya konsumtif dan menghamburkan uang untuk membelanjakan barang yang tidak seharusnya dibeli. Ternyata ini menjadi momen yang tepat untuk mengajarkan konsep mengelola keuangan bagi anak. Agar kelak anak tumbuh menjadi pribadi yang bijaksana dalam mengatur keuangannya.

Berikut tips yang dapat dilakukan orang tua untuk membantu anak dalam mengelola uang :

Sebaiknya Menyisihkan Sebagian Uang untuk Ditabung.
Tak jarang anak mendapatkan uang angpau dalam jumlah yang cukup banyak. Sebaiknya orang tua mengajak anak untuk menyisihkan sebagian uang untuk ditabung. Hal ini bertujuan mengedukasi anak tentang konsep menabung, karena tidak semua uang yang ada dihabiskan dalam waktu singkat. Sebaiknya disisihkan sebagian. Sehingga jika di lain waktu ada keperluan lain, anak masih mempunyai uang cukup untuk membelinya.
Bantu anak untuk membuka rekening di bank agar “aman”. Kenapa begitu? Jika ditabung di celengan, ada kemungkinan anak tergoda untuk mencungkil jika tiba-tiba muncul keinginan untuk jajan. Bedewe ini pengalaman pribadi saya saat masih di Sekolah Dasar *pengakuan dosa*. Hahahaha ^_^

Membimbing Anak dalam Membelanjakan Uangnya.
Saat anak memiliki uang yang cukup besarnya jumlahnya, tentu banyak juga yang ingin dibelinya. Es krim, cokelat, pakaian karakter super hero, sepatu dan terutama mainan. Padahal belum tentu anak membutuhkan semua barang-barang tersebut. Di sini peran orang tua untuk membimbing anak dalam membelanjakan uangnya secara tepat. Sehingga anak dapat mengelola keuangannya dengan baik. Dan tidak memboroskan uang dengan percuma. Sampaikan pada anak bahwa tidak semua barang yang diinginkannya harus dibeli. Orang tua dapat mengajarkan tentang skala prioritas. Bantu anak memilah-milah barang mana saja yang memang dibutuhkan tidak hanya sekedar untuk memuaskan keinginannya semata.
      
Ingatkan Anak untuk Berbagi.             
Ingin mendidik anak agar memiliki jiwa sosial sejak dini? Ini waktu yang tepat. Orang tua sebaiknya mengingatkan anak untuk berbagi. Banyak orang-orang di luar sana yang kurang beruntung, yang memerlukan uluran tangan untuk dibantu. Dari kebiasaan berbagi ini, anak belajar peduli pada sesama.

Nah, itulah tiga tips sederhana untuk membantu anak dalam mengelola uang angpaunya. Semoga bermanfaat, kawan!


~RP~   

2 komentar:

  1. Sepakat! Masalahnya, semakin banyak uang yang didapat, semakin besar rasa untuk menghambur-hamburnya pada sesuatu yang sebenarnya kita tidak terlalu dibutuhkan. Apalagi anak kecil. Tapi, ya itu semua pantas dicoba dan diterapkan. Salam kenal :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Salam kenal juga. Terima kasih atas kunjungannya ^^
      Senang banget bisa berbagi informasi dan bisa memberi manfaat bagi yang membaca tulisan ini.

      Hapus

terima kasih untuk beringan hati memberikan komentar :)